Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca Pleidoi, Eks Direktur Krakatau Steel Bantah Bantu 2 Pengusaha Dapatkan Proyek

Kompas.com - 30/10/2019, 18:05 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel Wisnu Kuncoro membantah membantu dua pengusaha mendapatkan proyek di Krakatau Steel.

Wisnu mengaku tak memiliki kemampuan untuk membantu agar pihak tertentu mendapatkan proyek. 

Kedua pengusaha itu adalah Direktur Utama PT Grand Kartech Kenneth Sutardja dan Direktur Utama PT Tjokro Bersaudara Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro.

Bantahan itu diungkapkan Wisnu saat membaca nota pembelaan selaku terdakwa kasus dugaan suap terkait pengadaan barang dan jasa di Krakatau Steel.

Baca juga: Di Pengadilan, Terdakwa Penyuap Direktur PT Krakatau Steel Minta Maaf ke Orangtua

"Sebagai direktur saya tidak punya kewenangan dalam proses perencanaan maupun proses pengadaan barang dan jasa. Dalam proses itu kewenangan tertinggi ada di general manager, sementara untuk pengadaan barang dan jasa merupakan kewenangan direktur logistik," kata Wisnu di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Ia juga menegaskan, selama menjabat sebagai Direktur Produksi dan Teknologi Krakatau Steel, tidak ada satu pun pekerjaan proyek yang didapatkan Grand Kartech dan Tjokro Bersaudara atas peran atau bantuan dirinya.

Wisnu juga menyampaikan, tidak ada kesamaan niat antara dirinya dan perantara Kenneth serta Yudi bernama Alexander Karunia Muskitta untuk menerima uang.

"Dugaan saya menerima uang dari Tjokro dan Kenneth melalui Alex tidak tepat mengingat antara saya dan Alex tidak pernah ada kesamaan niat. Semua komunikasi yang dilakukan Alex dengan Kenneth dan Yudi Tjokro di luar pengetahuan saya," kata Wisnu.

Berdasarkan fakta persidangan, kata Wisnu, sebagian besar uang sekitar Rp 101,7 juta dan 4.000 dollar Singapura dipakai Alex untuk kepentingan pribadinya.

Tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel (Persero) Wisnu Kuncoro (kanan) berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/7/2019). Wisnu menjalani pemeriksaan lanjutan terkait suap dari Presiden Direktur PT Grand Kartech Kenneth Sutardja dan Bos Tjokro Group Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro untuk proyek pengadaan kontainer dan boiler atau ketel uap di PT Krakatau Steel Tahun 2019 senilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama. ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel (Persero) Wisnu Kuncoro (kanan) berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (19/7/2019). Wisnu menjalani pemeriksaan lanjutan terkait suap dari Presiden Direktur PT Grand Kartech Kenneth Sutardja dan Bos Tjokro Group Kurniawan Eddy Tjokro alias Yudi Tjokro untuk proyek pengadaan kontainer dan boiler atau ketel uap di PT Krakatau Steel Tahun 2019 senilai Rp24 miliar dan Rp2,4 miliar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.
"Alex juga mengungkapkan di persidangan tindakannya meminta uang dan menerima uang dari Tjokro dan Kenneth dengan mencatut nama saya bertujuan untuk kepentingan pribadinya sendiri," kata dia.

"Alex menggunakan nama saya guna menyelesaikan persoalan pribadinya. Hal inilah yang mendasari musibah pada diri saya," sambung Wisnu.

Ia pun mencontohkan pemberian bingkisan uang Rp 20 juta yang diberikan Alex yang bersumber dari Kenneth dan Yudi.

Menurut Wisnu, saat itu Alex menyerahkan uang itu dalam paperbag cokelat. Uang itu disebut Alex sebagai bingkisan untuk pernikahan anak Wisnu.

Yudi menegaskan, saat itu ia menolak pemberian itu dan meminta Alex untuk menyimpannya. Namun, Alex memaksa agar dirinya menerima bingkisan itu.

Saat tertangkap oleh KPK, Wisnu mengaku sudah menyerahkan uang itu ke Direktorat Gratifikasi KPK, meski pada akhirnya Direktorat Gratifikasi tak memproses laporannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com