Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLBHI Sebut 44 dari 51 Korban Meninggal Terkait Demo Tak Diketahui Penyebabnya, Ini Kata Polri

Kompas.com - 29/10/2019, 08:57 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kepolisian RI (Polri) mengaku telah melakukan penyelidikan terhadap korban tewas terkait unjuk rasa.

"Saya ingin tanggapi bahwa yang dinyatakan YLBHI ini, tentunya secara keseluruhan Polri telah menyelidiki sebab-sebab kematian," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).

Ia menanggapi data Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang menyebutkan bahwa 51 orang tewas terkait unjuk rasa sepanjang 2019 atau sejak Januari hingga 22 Oktober 2019. 

Asep mengatakan, data yang paling menonjol, 33 orang meninggal dunia di Wamena, Papua.

Baca juga: Soal Demo Mahasiswa, YLBHI: Presiden Jokowi Harusnya Minta Pertanggungjawaban Kapolri

Menurut dia, puluhan orang itu meninggal akibat unjuk rasa yang berujung kerusuhan. Namun, ia tak menjelaskan lebih rinci terkait hal tersebut.

Asep pun kembali menegaskan bahwa aparat kepolisian sudah menginvestigasi penyebab kematian korban terkait unjuk rasa.

"Di antaranya yang paling menonjol adalah adanya 33 korban yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena. Itu adalah merupakan korban meninggal dunia akibat daripada kerusuhan itu sendiri," kata dia. 

"Kita sudah menyampaikan bahwa secara keseluruhan, semua kita sudah lakukan penyelidikan terhadap penyebab daripada korban yang meninggal dunia itu," ucap Asep lagi.

Sebelumnya, YLBHI mencatat, 44 dari 51 orang meninggal tanpa diketahui penyebabnya.

Itu lantaran aparat keamanan maupun pemerintah tidak menyampaikan keterangan resmi terkait tewasnya ke-44 orang itu.

"Dari keseluruhan, hanya tujuh orang saja yang jelas infonya meninggal kenapa, 44 lainnya tidak ada info resmi. Dalam konteks HAM, ini sebenarnya sangat bahaya," kata Ketua bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2019).

Baca juga: YLBHI: Sepanjang 2019, 51 Meninggal Terkait Unjuk Rasa

Isnur mengatakan, YLBHI mencatat, dari jumlah 51, sebanyak 33 orang meninggal di Wamena, Papua.

Namun, tidak ada penjelasan dari aparat penyebab dan alasan meninggalnya mereka.

Kemudian, di Jayapura pada saat aksi yang sama, kata dia, ada 4 orang yang meninggal dunia.

"Tidak ada penjelasan resmi kenapa meninggalnya, tapi keluarga menemukan luka tembak," kata dia.

Begitu pula yang terjadi di Kendari, Sulawesi Tenggara. Terdapat dua orang mahasiswa yang meninggal saat aksi "Reformasi Dikorupsi" berlangsung.

Namun, menurut YLBHI, pihak kepolisian tidak memberikan informasi resmi penyebab kematian mereka.

Hanya ada keterangan dokter yang menyatakan bahwa korban meninggal akibat luka tembak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com