JAKARTA, KOMPAS.com - Keengganan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim disapa 'Pak' dan memilih disapa 'Mas', menarik ditelisik.
Siapa sangka, permintaan yang sama pernah diungkapkan Anies Baswedan selepas dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2014 lalu.
Nadiem sendiri mengungkapkan permintaannya tersebut ketika berpidato usai serah terima jabatan dengan pendahulu, Muhadjir Effendy di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
"Saya suka ditanya sama, baik dari media maupun orang, apa sih rencana 100 harinya Pak Nadiem? Saya bilang, pertama mohon jangan dipanggil 'Pak Nadiem', 'Mas Nadiem' saja," kata Nadiem.
Baca juga: Nadiem Makarim: Saya Satu-satunya Milenial di Kabinet
Pernyataan Nadiem itu disambut tawa para pegawai Kemendikbud yang hadir.
Menurut mantan pendiri Gojek tersebut, permintaannya itu bukanlah hal aneh. Nadiem merasa, ia adalah menteri termuda pada Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui, usia pria kelahiran Singapura, 4 Juli 1984 itu saat ini berusia 35 tahun.
Permintaan serupa Nadiem rupanya pernah diungkapkan Anies Baswedan di depan pegawai Kemendikbud saat masih menjabat Mendikbud.
Begini pernyataan Anies, kala itu: "Saya pribadi itu agak kurang sreg dipanggil 'Pak', enaknya dipanggil 'Mas. Kalau sungkan manggil 'Mas Anies', boleh manggil saya 'Mas Menteri', bebas".
Baca juga: Dilantik Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Mengaku Masih Kaku
Nadiem menambahkan, masih perlu membiasakan diri dengan kebiasaan protokoler kementerian.
Bahkan, pengalaman terbaru, Nadiem bertanya-tanya, siapa sosok yang mengikutinya dari Istana ke Kantor Kemendikbud.
"Tadi saja pas langsung masuk mobil, keluar baru sadar, 'wah bapak siapa?', 'saya ajudan bapak', 'oh iya saya belum kenal'," kata Nadiem sambil tertawa.
Cerita pengalaman teranyarnya tersebut lagi-lagi mengundang tawa undangan seisi ruangan.