Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Tegaskan Pelemparan Bom Molotov di Kantor LBH Medan Tak Terkait dengan Meninggalnya Aktivis Golfrid Siregar

Kompas.com - 23/10/2019, 08:07 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI menegaskan bahwa pelemparan bom molotov terhadap kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan tak terkait dengan meninggalnya Koordinator Kuasa Hukum Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara Golfrid Siregar.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2019).

"Ditegaskan oleh penyidik Polrestabes Medan bahwa kejadian pelemparan ini tidak ada hubungannya dengan kasus meninggalnya almarhum GK," kata Asep.

Baca juga: Tiga Poin Kasus Meninggalnya Aktivis Walhi Golfrid untuk Polda Sumut

Terkait kejadian itu, ia mengatakan bahwa pelaku diketahui berjumlah dua orang. Kedua orang tak dikenal yang menaiki kendaraan roda dua itu kemudian melempari kantor LBH Medan dengan bom molotov.

"Ada dua orang yang menaiki kendaraan roda dua yang tidak dikenal melempar bom molotov ke kantor LBH di Medan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan di Jalan Hindu, Medan, Sabtu (19/10/2019) dini hari, dilempar molotov.

Baca juga: Menelusuri Kematian Janggal Golfrid Siregar Sang Ativis

Kepala Divisi Buruh dan Miskin Kota LBH Medan Maswan Tambak mengatakan, pelemparan bom molotov merupakan bentuk teror.

Pihaknya meminta kepada polisi agar mengusut tuntas dan segera menangkap dan diungkap ke publik.

Dijelaskannya, kantor LBH Medan dilempar molotov pada sekitar pukul 02.33 WIB saat seorang petugas kebersihan di LBH Medan yang berada di dalam kantor mendengar ada keributan di luar kantor.

Baca juga: Soal Kematian Aktivis Walhi Golfrid Siregar, Keterangan Polisi Dinilai Rancu

Saat itu, petugas itu langsung keluar dan melihat beberapa orang sedang memadamkan api yang berada di atap gedung LBH Medan dan ikut berusaha memadamkan api.

Setelah api padam, dia memanjat ke atap dan menemukan botol minuman warna hijau.

Botol itu dilengkapi dengan sumbu yang diduga merupakan bom molotov yang dilemparkan oleh pelaku.

"Petugas itu langsung menghubungi saya memberitahukan peristiwa itu," kata Maswan, Sabtu (19/10/2019).

Kompas TV Irjen Agus Andrianto, Kapolda Sumatera Utara, mengatakan penyebab tewasnya aktivis HAM dan kuasa hukum WALHI, Golfrid Siregar, adalah kecelakaan tunggal. Hal ini terungkap setelah dilakukan olah TKP dan otopsi jenazah. Kepolisian menetapkan tiga tersangka yakni para penolong yang mengantar korban ke rumah sakit sebagai pencuri barang korban. Dari hasil otopsi, ditemukan kadar alkohol cukup tinggi di tubuh korban. Simak wawancara selengkapnya berikut ini. #AIMAN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com