JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI menegaskan bahwa pelemparan bom molotov terhadap kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan tak terkait dengan meninggalnya Koordinator Kuasa Hukum Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara Golfrid Siregar.
Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2019).
"Ditegaskan oleh penyidik Polrestabes Medan bahwa kejadian pelemparan ini tidak ada hubungannya dengan kasus meninggalnya almarhum GK," kata Asep.
Baca juga: Tiga Poin Kasus Meninggalnya Aktivis Walhi Golfrid untuk Polda Sumut
Terkait kejadian itu, ia mengatakan bahwa pelaku diketahui berjumlah dua orang. Kedua orang tak dikenal yang menaiki kendaraan roda dua itu kemudian melempari kantor LBH Medan dengan bom molotov.
"Ada dua orang yang menaiki kendaraan roda dua yang tidak dikenal melempar bom molotov ke kantor LBH di Medan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan di Jalan Hindu, Medan, Sabtu (19/10/2019) dini hari, dilempar molotov.
Baca juga: Menelusuri Kematian Janggal Golfrid Siregar Sang Ativis
Kepala Divisi Buruh dan Miskin Kota LBH Medan Maswan Tambak mengatakan, pelemparan bom molotov merupakan bentuk teror.
Pihaknya meminta kepada polisi agar mengusut tuntas dan segera menangkap dan diungkap ke publik.
Dijelaskannya, kantor LBH Medan dilempar molotov pada sekitar pukul 02.33 WIB saat seorang petugas kebersihan di LBH Medan yang berada di dalam kantor mendengar ada keributan di luar kantor.
Baca juga: Soal Kematian Aktivis Walhi Golfrid Siregar, Keterangan Polisi Dinilai Rancu
Saat itu, petugas itu langsung keluar dan melihat beberapa orang sedang memadamkan api yang berada di atap gedung LBH Medan dan ikut berusaha memadamkan api.
Setelah api padam, dia memanjat ke atap dan menemukan botol minuman warna hijau.
Botol itu dilengkapi dengan sumbu yang diduga merupakan bom molotov yang dilemparkan oleh pelaku.
"Petugas itu langsung menghubungi saya memberitahukan peristiwa itu," kata Maswan, Sabtu (19/10/2019).