Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty: Jokowi Luput Jawab Desakan Publik soal HAM dan Pemberantasan Korupsi

Kompas.com - 21/10/2019, 22:57 WIB
Kristian Erdianto,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Kampanye Amnesty Internasional Indonesia Puri Kencana Putri menilai, Presiden Joko Widodo luput untuk menjawab berbagai desakan publik yang disuarakan belakangan ini terkait soal anti-korupsi, hak asasi manusia (HAM), dan penegakan hukum.

Ketiga hal tersebut tidak disinggung oleh Presiden Jokowi saat membacakan pidato pelantikannya dalam Sidang Paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

"Presiden luput untuk menjawab desakan publik yang belakangan ini disuarakan oleh banyak elemen masyarakat sipil," ujar Puri saat dihubungi wartawan, Senin (21/10/2019).

Baca juga: Puan Sebut Jokowi Akan Ubah Nomenklatur 4 Kementerian, Ini Bocorannya

Menurut Puri, dalam pidatonya, Presiden Jokowi sama sekali tidak menyinggung sejumlah agenda publik yang mendesak untuk dituntaskan, misalnya terkait krisis yang tengah dialami oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan terbitnya Undang-Undang KPK hasil revisi.

Padahal, sejumlah organisasi masyarakat sipil meminta Presiden Jokowi menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) untuk membatalkan UU KPK hasil revisi.

UU KPK hasil revisi yang telah berlaku pada 17 Oktober itu dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi.

Di sisi lain, Puri juga mengatakan, Presiden Jokowi tidak menegaskan sikapnya soal agenda penuntasan kasus pelanggaran berat HAM masa lalu.

Padahal, hal itu telah menjadi utang pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama.

Baca juga: IRT Jadi Penyandang Dana Kelompok Peluru Katapel untuk Gagalkan Pelantikan Jokowi-Maruf

Begitu juga dengan kasus Novel Baswedan yang tak kunjung tuntas, kasus kematian aktivis HAM Munir Said Thalib, dan krisis lingkungan.

"Situasi anomali yang muncul hari-hari ini sama sekali tidak disinggung oleh presiden," kata Puri.

"Amnesty tetap mendorong presiden untuk hadir dan mengambil tanggung jawab bersama para pembantu di kabinet dan bekerja sama dengan parlemen untuk memastikan agenda publik terealisasikan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com