JAKARTA, KOMPAS.com – Tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih terbilang tinggi. Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dipublikasikan pada Oktober 2019, tingkat kepuasan terhadap pemerintah sebesar 58,8 persen.
Meski mayoritas responden merasa puas, namun angkanya menurun dibandingkan hasil survei-survei Litbang Kompas sebelumnya.
Setidaknya tren menurun terlihat dalam 1,5 tahun terakhir.
Di awal pemerintahan, tingkat kepuasan masyarakat sebagaimana data Litbang Kompas sebesar 65,1 persen.
Kemudian, pada bulan ke-42 menjabat, pemerintah mendapat angka tingkat kepuasan tertinggi, yakni 72,2 persen.
Baca juga: Soal Kebebasan Berpendapat hingga Atasi Konflik, Kepuasan Publik ke Jokowi Kian Tergerus
Dikutip dari Harian Kompas, tingkat kepuasan yang tinggi itu didukung pula oleh penilaian terhadap citra Jokowi yang dinyatakan baik oleh 73,3 persen responden.
Dari survei tersebut terlihat bahwa penilaian terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK mengalami pasang surut dan fluktuatif.
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa fluktuasi kepuasan dan citra positif sosok Jokowi menunjukkan kemampuan dirinya menghadapi tekanan opini masyarakat.
Setidaknya, terdapat dua krisis opini publik yang ia hadapi yang membuat persepsi publik terhadap performa pemerintahan turun.
Pada enam bulan pertama pemerintahan Jokowi-JK, mereka mengambil kebijakan tidak populer. Saat itu, pemerintah dua kali menaikkan harga BBM, dan dua kali pula menurunkan harganya.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: 58,8 Persen Responden Puas Kinerja Pemerintahan Jokowi-JK
Kenaikan BBM merupakan salah satu isu yang sensitif bagi masyarakat karena erat kaitannya dengan hajat hidup sehari-hari.
Persoalan ini dianggap menjadi pemicu dominan penurunan popularitas pemerintahan lebih dari 10 persen menjadi 53,8 persen. Penurunan tingkat kepuasan ini tertinggi sepanjang sejarah pemerintahannya.
Perlu waktu satu tahun bagi Jokowi untuk memulihkan kepercayaan dan citranya.
Pada survei April 2016, tingkat kepercayaan publik naik 13 persen menjadi 67,4 persen. Angka ini lebih tinggi daripada apresiasi publik saat ia baru menjabat.
Grafik kepuasan terhadap Jokowi selama satu periode menjabat tampak berbeda dengan kepuasan di era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).