Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLBHI Prediksi Isu Hukum dan HAM Kian Kelam di Periode Ke-2 Jokowi

Kompas.com - 14/10/2019, 19:13 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) memprediksi, pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua bakal semakin kelam dalam hal penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM).

Prediksi YLBHI ini didasari pada pemerintahan pertama Jokowi yang tidak dapat memaksimalkan fungsi Kepolisian dan Kejaksaan Agung, sehingga isu hukum dan HAM terabaikan.

"Kalau tidak ada perubahan secara kelembagaan ke depan, maka penegakan HAM, hukum di Indonesia akan semakin banyak melanggar HAM. Semakin banyak kejadian yang ujungnya demokrasi di Indonesia terus turun dan makin kelam," kata Ketua Bidang YLBHI Muhammad Isnur dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).

Baca juga: 2 Jurnalis Korban Kekerasan Oknum Polisi Akan Mengadu ke Komnas HAM

Isnur mencontohkan sejumlah kasus hukum dan HAM yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Akhir September kemarin, sutradara sekaligus jurnalis Dandhy Dwi Laksono ditangkap kepolisian karena cuitannya yang dianggap mengandung ujaran kebencian. Kini Dandhy sudah dilepaskan, tetapi statusnya menjadi tersangka.

Sehari setelahnya, musisi dan jurnalis Ananda Badudu juga ditangkap lantatan menggalang dana untuk aksi demonstrasi di sekitaran Gedung DPR RI akhir September. Ananda tak lama dibebaskan tanpa status tersangka.

Baca juga: Tanggapi Somasi Polda, Ananda Badudu: Saya Tidak Akan Lari, Saya Bukan Pinokio

Terakhir, muncul kabar meninggalnya Akbar Alamsyah yang diduga menjadi korban aksi demonstrasi di sekitar Gedung DPR RI. Akbar sempat hilang beberapa hari sebelum kemudian ditemukan dalam keadaan koma.

"Akbar bukan hanya mengalami penyiksaan yang luar biasa, ginjalnya hancur, tulang tengkoraknya hancur. Di masa koma itu, ketika dia tidak sadar, orang tuanya tidak tahu anaknya di mana, tiba-tiba datang surat dari JNE, surat penetapan tersangka," ujar Isnur.

Baca juga: Lelah Rosminah Tangisi Si Bungsu, Akbar Alamsyah yang Meninggal Tak Wajar

Oleh karena hal-hal tersebt, menurut Isnur, Jokowi dalam pemerintahan keduanya seharusnya membuat kebijakan yang luar biasa khusus di bidang hukum.

Jika tidak, isu hukum dan HAM kembali akan tidak terabaikan selama lima tahun ke depan.

"Hukum dalam penegakannya jadi alat kriminalisasi, jadi alat mengkriminalkan warga yang kiranya tidak mau tunduk, warga yang melawan, kritis, dan memperjuangkan ruang-ruang hidupnya," kata Isnur.

Kompas TV Inilah aksi solidaritas emak-emak di depan Mapolda Metro Jaya pada Minggu 13 Oktober 2019 siang. Emak-emak ini protes atas jatuhnya korban jiwa dan luka dalam aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitaran gedung DPR MPR Senayan Jakarta yang terjadi pada beberapa waktu lalu. Emak-emak ini meminta polisi membebaskan mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan. Aliansi emak-emak juga akan menggalang dana untuk meringankan keluarga korban tewas dalam unjuk rasa di berbagai daerah. Tak hanya emak-emak, mahasiswa juga ada yang ikuti aksi ini. Meski dinamakan aksi emak-emak, mereka mengklaim aksi ini tidak terafiliasi partai politik manapun. #emakemak #presidenjokowi #demomahasiswa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com