JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian menyampaikan, pengamanan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sesuai prosedur.
Kendati demikian, polisi tak bisa menghalangi interaksi antara masyarakat dan pejabat publik, termasuk Wiranto, saat sang pejabat turun ke tengah masyarakat.
"Kenapa kecolongan? Tidak ada istilah kecolongan, interaksi pejabat publik dengan masyarakat seperti halnya sudah terjadi selama ini, bersalaman, disapa, barikade pengamanan kan tetap melekat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (10/10/2019).
Baca juga: Sebelum Menikam, Abu Rara Pura-pura Ingin Menyalami Wiranto
Ia menanggapi pertanyaan wartawan mengenai pengamanan polisi saat Wiranto ditusuk di sekitar Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten.
Dedi menyampaikan, penusukan itu berlangsung sangat cepat dan spontan. Saat itu, Wiranto akan turun dari kendaraan.
Kemudian, sekelompok warga datang untuk mencoba bersalaman. Saat itulah pelaku mendekat dan menusuk Wiranto.
Adapun Wiranto menderita luka di bagian tubuh depan. Selain Wiranto, menurut Dedi, Kapolsek Menes Kompol Darianto juga ditusuk dan menderita luka tusuk pada bagian tubuh belakang.
Baca juga: Kesaksian Warga, Wiranto Diserang Sesaat Usai Turun dari Mobil
Polisi mengamankan seorang pria dan seorang wanita yang diduga pelaku penusukan Wiranto. Keduanya berinisial SA dan FA.
Diduga, mereka terpapar radikalisme ISIS. Dedi mengatakan, polisi mendalami dugaan kaitan pelaku dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.