Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Maharani Ingin PDI-P Dapat Kursi Ketua di Tiga Komisi Ini...

Kompas.com - 09/10/2019, 18:02 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PDI-P sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani mengusulkan kadernya di parlemen mengisi posisi ketua pada komisi VIII, IX dan X.

Menurut Puan, komisi-komisi tersebut berdekatan dengan kemaslahatan rakyat.

"Kalau saya minta usul, karena saya dulu Menko PMK, yang selalu berhubungan dengan bidang kerakyatan, kemungkinan (kader PDI-P menempati) ada di Komisi delapan, sembilan dan sepuluh," ujar Puan saat dijumpai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Puan sekaligus mengingatkan bahwa formasi pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) didasarkan pada perolehan kursi Pemilu 2019. Partainya diketahui menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak. 

Baca juga: Mendagri: Putusan MK Haruskan Anggota DPR Mundur dari DPR, Bukan AKD

Meski demikian, penempatan kader PDI-P di AKD tetap diputuskan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Kalau di PDI-P, secara posisi tentu saja itu kewenangan ketua DPP dan ketua umum. Jadi siapa yang ditunjuk, punya tanggung jawab seperti apa, yang pasti tanggung jawab dan kewajibannya itu adalah untuk bisa bermanfaat demi kepentingan rakyat ke depan," ujar dia.

Prediksi kursi AKD mana saja untuk kader PDI-P sebelumnya sudah diungkapkan Sekretaris Fraksi PDI-P Bambang Wuryanto.

Bambang menyebut, partainya dapat mengisi 4 Ketua dan 14 Wakil Ketua dalam AKD di DPR.

"Ketuanya ada empat (ketua) kalau proposional, kan ini gampang enggak ada ribut. PDI-P ketuanya dapat, wakil ketua dapat 14," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2019).

Baca juga: Dasco: Gerindra Sepertinya Dapat 2 Ketua dan 9 Wakil Ketua Alat Kelengkapan Dewan

Bambang mengatakan, fraksinya akan menghibahkan satu jabatan wakil ketua kepada fraksi lain. Namun, ia enggan menyebutkan kepada fraksi apa PDI-P akan mengibahkan posisi tersebut.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, PDI-P akan mengincar komisi yang dapat memiliki pengaruh pada elektoral partai.

"Kalau kita bicara brainstorming, maka 2024 itu pasti akan semua berorientasi pada elektoral. Kalau itu kekuatan partai elektoral, maka komisi-komisi yang itu terkait dengan kementerian, elektoral tentu akan menjadi favorit," ujar dia. 

 

Kompas TV Dua peneliti Australia menyebut demokrasi Indonesia saat ini sedang berada di titik teredahnya. Namun Presiden Joko Widodo pernah menegaskan komitmennya untuk menjaga kehidupan demokrasi di Indonesia. Benarkah demokrasi Indonesia sedang berada di titik terendahnya? Apa yang harus dilakukan semua pihak untuk memastikan indeks demokrasi Indonesia makin membaik dari tahun ke tahun? Untuk membahasnya sudah hadir Deddy Sitorus, anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan. Kemudian ada Mardani Ali Sera anggota DPR fraksi PKS. Selanjutnya ada Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin serta Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid. #AntiDemokrasi #Demokrasi #PresidenJokoWidodo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi Ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com