Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Risiko Karhutla, BNPB Tekankan Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 26/09/2019, 17:24 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa ditekan dengan mengedepankan aspek edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Hal itu mengingat kebakaran hutan dan lahan biasanya terjadi akibat ulah manusia.

"Sejumlah pelaku yang ditangkap itu kalau ditanya kenapa membakar? Jawabannya dibayar. Kenapa mau dibayar? Dijawab karena saya kesulitan mendapatkan penghasilan," ujar Doni dalam diskusi bertajuk Antisipasi Karhutla Belanjut di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (25/9/2019).

"Karhutla itu ulah manusia ini kan perilaku. Dan untuk mengubah perilaku ini tidak bisa hanya sekadar penegakan hukum," kata Doni.

Dari contoh itu saja, Doni melihat ada persoalan menyangkut kesejahteraan seseorang yang belum terpenuhi.

Baca juga: KLHK Sebut Kebakaran Hutan di Sumatera dan Kalimantan Tak Bakar Vegetasi Pohon

Kesejahteraan masyarakat setempat bisa dicapai lewat jalur edukasi dan pemberdayaan, terutama menyangkut persoalan lahan gambut.

"Perlu melibatkan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, tokoh muda, LSM termasuk perguruan tinggi. Perguruan tinggi berperan penting karena dia memegang peranan pendidikan, riset dan pemberdayaan masyarakat," kata dia.

Selain itu, Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelautan dan Perikanan juga bisa dilibatkan untuk memberdayakan masyarakat dalam budidaya pertanian dan perikanan di kawasan gambut.

"Perlu ada pendekatan personal dan kesejahteraan, ada opsi jangka pendek misalnya dengan budidaya lidah buaya, nanas, buah naga, juga cabai itu bisa asalkan kadar asamnya dikurangi dengan menabur kapur. Buktinya banyak tanaman yang subur di lahan gambut," kata dia.

"Demikian jangka menengah seperti pinang, kopi liberica yang cocok di lahan gambut, nanti jangka panjang misalnya sagu. Minggu lalu saya dapat informasi tim di Papua mengatakan kami mendapatkan cara mengubah sagu menjadi gula," ucap Doni.

Baca juga: BNPB Sebut Jarak Pandang di 6 Provinsi Terpapar Karhutla Membaik

Di Kalimantan Selatan, kata Doni, sudah ada yang mencoba budidaya ikan gabus di kawasan gambut.

Dengan adanya budidaya kawasan gambut dengan melibatkan masyarakat, kehidupan ekonomi mereka semakin membaik.

Mereka juga menjadi tak lupa dalam merawat kawasan gambut. Sehingga risiko karhutla juga bisa ditekan.

"Kalau semakin banyak inovasi, kreativitas ada banyak potensi yang bisa kami optimalkan. Dengan adanya program seperti ini ke depan semoga Karhutla bisa ditekan," kata dia.

Baca juga: BNPB: Lahan yang Terbakar di Kalimantan dan Sumatera Membentuk Pola yang Rapi

Ia juga mendorong pemerintah daerah membangun sekat kanal di kawasan gambut. Sekat ini mampu menaikkan daya simpan air pada badan kanal dan sekitarnya.

Sekat kanal juga bisa mencegah terjadinya penurunan permukaan air di lahan gambut. Dengan demikian, lahan gambut tetap basah dan sulit terbakar.

Menurut dia, musim kemarau ini menjadi momentum tepat untuk menggencarkan pembangunan sekat kanal.

"Jangan lagi air dari gambut ini dibiarkan lepas. Kalau terlambat membangunnya lantas musim hujan tidak mudah lagi membangun itu," ujar Doni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com