Diperiksa KPK, Eks Semenpora Mengaku Ditanya soal Tugas-tugasnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Alfitra Salamm mengaku hanya ditanya soal tugas-tugasnya saat diperiksa oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (23/9/2019).

"Saya yang ditanya hanya tugas Sesmenpora. Sebagai KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), itu saja," kata Alfitra seusai menjalani pemeriksaan, Senin siang.

Alfitra mengatakan, lama proses pemeriksaan tak mencapai satu jam dan hanya ada tiga pertanyaan yang diajukan oleh penyidik terkait tugasnya sebagai Sesmenpora.

Ia menyebut, tak ada pertanyaan terkait kasus suap dana hibah KONI yang menjerat mantan Menpora Imam Nahrawi.

"Enggak ditanya sana sekali. Saya sudah mengundurkan diri 2016, saya enggak tahu sama sekali pokok perkara," ujar Alfitra

Baca juga: Imam Nahrawi Tersangka, KPK Akan Turun Selamatkan Aset Kemenpora

Saat ditanya wartawan terkait fakta persidangan lima pejabat KONI dan Kemenpora terkait kasus tersebut, Alfitra enggan menjawab.

"Ya nanti lihat saja di proses pengadilan. Yang jelas saya diminta (keterangan) hanya (soal) tugas saya sebagai KPA saja. Sebagai Sesmenpora," kata dia.

Hari ini, Alfitra diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Miftahul Ulum yang merupakan asisten pribadi Imam Nahrawi.

Diberitakan sebelumnya, KPK menetapkan Imam Nahrawi beserta asisten pribadinya, Miftahul Ulum, sebagai tersangka.

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, keduanya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyaluran dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia melalui Kemenpora tahun anggaran 2018.

"Dalam penyidikan tersebut ditetapkan dua tersangka, yaitu IMR, Menteri Pemuda dan Olahraga dan MIU, Asisten Pribadi Menteri Pemuda dan Olahraga," kata Alex dalam konferensi pers di Gedung KPK, Rabu (18/9/2019).

Baca juga: Politisi Gerindra Moreno Suprapto Sebut Korupsi di Kemenpora Sudah Akut

Alex menuturkan, Imam diduga telah menerima suap sebanyak Rp 14.700.000.000 melalui Miftahul selama rentang waktu 2014-2018.

Selain itu, dalam rentang waktu 2016-2018 Imam juga diduga meminta uang senilai Rp 11.800.000.000.

"Sehingga total dugaan penerimaan Rp 26.500.000.000 tersebut diduga merupakan commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan KONI kepada Kemenpora tahun anggaran 2018," ujar Alex.

Di samping itu, KPK juga mendalami dugaan suap terkait kewenangan-kewenangan lain dan posisi-posisi lain dari Imam.