Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Sebut Hujan yang Belum Rata Sulitkan Pemadaman Karhutla

Kompas.com - 23/09/2019, 09:34 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyatakan, titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan Kalimantan belum mampu dipadamkan karena hujan yang belum merata.

Agus menjelaskan, berdasarkan data Rainfall Accumulation from NASA IMERG (Integrated Multi-satelite Retrievals for GPM) dari 20-22 September 2019, hujan sudah mengguyur wilayah Kalimantan dan Sumatera.

"Namun hujan masih belum merata, jadi belum mampu memadamkan titik api yang ada," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/9/2019).

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.

Baca juga: Hujan Buatan Akan Dilakukan di Karhutla Sumatera dan Kalimantan

Ia menyebutkan, wilayah yang sudah diguyur hujan adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Aceh, dan Riau.

Kecendurungan hujan, seperti diungkapkan Agus, mulai dari wilayah utara ke selatan, dalam akhir September hingga Oktober ini diharapkan sudah lebih banyak agar karhutla bisa didapadamkan secara menyeluruh.

"Perkiraan BMKG hujan secara merata akan terjadi pada akhir Oktober sampai awal November 2019," ungkapnya kemudian.

Baca juga: BNPB Masih Akan Melakukan Hujan Buatan di Kalimantan dan Sumatera

Sejauh ini, lanjutnya, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk mempercepat turunnya hujan, seperti menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah-wilayah yang sudah ada potensi awan hujan.

"Operasi helikopter water bombing juga dikerahkan untuk tujuan mematikan titik-titik api yang belum besar. Sedangkan pasukan gabungan yang di darat bertugas untuk mematikan titik-titik api agar tidak menyebar dan menjadi kebakaran yang lebih luas," pungkas Agus.

Adapun merujuk data terakhir situasi karhutla dari BNPB per Minggu (22/9) pukul 16.00 WIB, total ada 328.724 luas lahan yang terbakar sepanjang Januari-Agustus 2019.

Kemudian ada 3.847 titik panas. Provinsi Jambi memiliki titik panas terbanyak dengan 1.021 titik, diikuti Sumatera Selatan (1.018), Kalimantan Tengah (400), Riau (381), Kalimantan Barat (236), dan Kalimantan Selatan (81).

Kompas TV Operasi teknologi modifikasi cuaca menggunakan semai garam yang dilakukan oleh Satgas Udara karhutla dari TNI Angkatan Udara dan BPPT membuahkan hasil. Hujan akhirnya turun di dua desa di Provinsi Riau. Proses semai yang dilakukan pada Rabu 18 September lalu menggunakan Pesawat C130 Hercules TNI AU, berhasil membuat hujan turun di Kelurahan Batu Teritip, Dumai, dan di Kelurahan Teluk Bitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Meranti, Riau, pada Kamis (19/9) sore.<br /> Teknologi modifikasi cuaca menggunakan semai, akan terus dilakukan, tim satgas udara karhutla untuk mendorong terjadinya hujan buatan dan memadamkan kebakaran lahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com