Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Digital: Aksi Mahasiswa Pengaruhi Viralnya Penolakan RKUHP di Medsos

Kompas.com - 20/09/2019, 19:26 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar analisa media sosial dan digital dari Universitas Islam Indonesia (UII) Ismail Fahmi menyatakan, mahasiswa yang menggelar aksi massa di depan gedung DPR pada Kamis (19/9/2019), memberikan dampak pada viralnya penolakan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Hal itu ia ungkapkan merujuk hasil analisanya menggunakan teknologi buatannya yang bernama Drone Emprit. Teknologi ini memantau dan mengelompokkan percakapan di Twitter.

"Titik viral protes RKUHP ini ditandai oleh aksi mahasiswa di DPR yang kemudian diikuti percakapan di Twitter dengan tagar #MahasiswaBergerak," ujar Ismail saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Baca juga: Aksi Tabur Bunga Warnai Unjuk Rasa Mahasiswa Bogor Tolak Pengesahan RUU KPK

Ismail menjelaskan, viralnya penolakan RKUHP di Twitter tersebut mengalami puncaknya saat mahasiswa menggelar aksi massa.

Pakar analitika media sosial dan digital dari Universitas Islam Indonesia (UII), Ismail Fahmi. KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO Pakar analitika media sosial dan digital dari Universitas Islam Indonesia (UII), Ismail Fahmi.

 

Sebelum itu, ia menyebut warganet tidak banyak yang mengetahui soal pasal-pasal RKUHP yang kontroversial.

"Saya sudah memantau percakapan RKUHP ini dari 13 September. Hingga hari ini, viralnya penolakan RKUHP mengalami puncaknya pada 19 September karena mahasiswa turun ke jalan. Kalau mereka enggak turun ke jalan, pasti tidak viral dan banyak warganet yang tidak tahu terkait masalah ini," paparnya kemudian.

Baca juga: Kritik Kinerja Wakil Rakyat, Ratusan Mahasiswa Gelar Aksi Teatrikal Depan Gedung DPR RI

Ismail menerangkan, dari perbandingan tren tagar #MahasiswaBergerak dengan RKUHP, terlihat jelas bahwa tanpa adanya gerakan mahasiswa, RKUHP akan tetap landai dan tak terdengar oleh publik.

Ia menjelaskan, pada 16 September, percakapan penolakan RKUHP di Twitter sebanyak 31.520 cuitan. Namun, setelah mahasiswa turun ke jalan diikuti tagar #MahasiswaBergerak, cuitan penolakan RKUHP sampai 113.216 percakapan.

"Jadi memang trigger viralnya penolakan RKUHP di Twitter itu karena aksi mahasiswa. Itu sangat signifikan dan trennya masih naik, jadi mahasiswa punya peranan penting terhadap masalah ini," ungkapnya.

Baca juga: Soal Pengesahan RUU KPK, Mahasiswa Sampaikan Mosi Tidak Percaya ke DPR

 

Adapun RKUHP menjadi perbincangan terkini oleh warganet karena terdapam ragam pasal yang kontroversial.

Pasal-pasal kontroversial tersebut di antaranya seperti delik penghinaan terhadap presiden/wakil presiden (Pasal 218-220), delik penghinaan terhadap lembaga negara (Pasal 353-354), serta delik penghinaan terhadap pemerintah yang sah (Pasal 240-241).

Kompas TV Hingga malam ini (19/9) mahasiswa dari berbagai daerah menggelar unjuk rasa di depan gedung DPR, Jakarta. Mereka mendesak DPR mencabut revisi undang undang KPK karena melemahkan KPK.<br /> <br /> Mahasiswa yang berunjuk rasa berasal dari berbagai universitas di tanah air. Mereka menilai revisi undang undang KPK tidak berpihak pada pemberantasan korupsi. Selain itu, keberadaan dewan pengawas juga dikhawatirkan menghambat kinerja KPK. Sementara itu di depan gedung KPK hingga petang massa pendukung RUU KPK kembali berunjuk rasa di gedung KPK.<br /> <br /> Massa yang menamakan diri koalisi masyarakat hukum juga meminta Presiden Jokowi segera melantik pimpinan terpilih KPK. #KPK #UUKPK #REVISIUUKPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com