Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Asap, KPAI Dorong Anak-anak Belajar Lewat Online

Kompas.com - 16/09/2019, 07:50 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong sekolah terdampak kabut asap menyiapkan strategi agar peserta didik tetap melakukan aktivitas belajar.

Salah satu strategi yang memungkinkan adalah mendorong pembelajaran melalui daring.

"KPAI mendorong pihak sekolah (para guru dan kepala sekolah) untuk menyiapkan strategi pembelajaran berbasis online atau menggunakan aplikasi di internet," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti melalui keterangan tertulis, Minggu (15/9/2019).

"Agar seluruh peserta didik di wilayah bencana asap tetap dapat mengikuti pembelajaran tanpa harus keluar rumah atau dengan belajar di rumah," lanjut dia.

Baca juga: Cerita Satu Keluarga Korban Asap di Pekanbaru Mengungsi, Ogah Pulang karena Batuk dan Pusing

Retno mencontohkan, wali kelas dapat membentuk kelompok belajar. Tugas-tugas dari guru bidang studi dapat dikirimkan melalui grup aplikasi pesan.

"Bagi yang tidak paham tugas tersebut, dapat berdiskusi dengan gurunya langsung," lanjut dia.

Kabut asap tebal menyelimuti kota Palembang, akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi disejumlah wilayah Sumater Selatan. Akibat kabut ini, kondisi udara di Palembang sempat masuk ke level berbahaya.KOMPAS.COM/AJI YULIANTO KASRIADI PUTRA Kabut asap tebal menyelimuti kota Palembang, akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi disejumlah wilayah Sumater Selatan. Akibat kabut ini, kondisi udara di Palembang sempat masuk ke level berbahaya.
Selain itu, tugas juga bisa dikirim melalui surat elektronik guru sehingga guru juga bisa tetap bekerja di rumah mengkoreksi tugas para siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran tidak berhenti.

Baca juga: Diduga Terpapar Kabut Asap, Bayi Umur 4 Bulan di Sumsel Meninggal

Dorongan KPAI itu didasarkan pada pemantauan langsung di beberapa wilayah terdampak kabut asap, yakni di Sumatera Barat, Riau dan Kalimantan Barat.

Di Padang, Sumatera Barat khususnya, KPAI mendapati mulai ada beberapa siswa yang sakit akibat kabut asap.

"Data ini seharusnya dapat mendorong Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan edaran kepada kepala-kepala sekolah untuk tidak melakukan pembelajaran di luar kelas dan tidak mengadakan upacara bendara dahulu selama kabut asap dan kualitas udara yang tidak sehat masih berlangsung," ujar dia.

Selain di Padang, di Pekanbaru, Riau, sekolah-sekolah sudah diliburkan akibat tebalnya kabut asap.

Meski begitu, KPAI menyebut masih ditemui anak-anak yang beraktivitas di sekolah, namun mereka memakai masker.

"Walau bermain, sebagian mereka tetap menggunakan masker. Di sini perlu partisipasi sekolah untuk memastikan anak-anak selama berada di sekolah meminimalkan aktivitas di luar ruangan selama bencana kabut asap masih berlangsung," ucap Retno.

Baca juga: Pemprov Riau Buka 14 Posko Bagi Korban Asap Pekanbaru, Ini Daftarnya

KPAI juga mendorong orang tua terus memperhatikan asupan makanan sehat dan bergizi pada anak-anaknya.

Tujuannya, agar anak-anak memiliki ketahan tubuh yang lebih baik, sehingga tetap sehat selama bencana asap. 

 

Kompas TV Kabut asap yang semakin tebal selama sepekan, membuat Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, lumpuh. Sejumlah penerbangan tujuan tarakan, bahkan terpaksa dialihkan ke balikpapan. jarak pandang terbatas, tidak lebih dari satu kilometer.<br /> Setiap jam, pihak bandara memberi informasi kepada calon penumpang, terkait perkembangan penundaan penerbangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com