Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua PGI: Lembaga Agama Harus Membuktikan Diri...

Kompas.com - 15/09/2019, 16:17 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua PGI Pendeta Albertus Patty mengatakan, seluruh lembaga agama di Indonesia harus menunjukkan di mana posisinya terkait persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Hal ini penting mengingat Indonesia menghadapi ancaman disintegrasi.

"Di mana peran agama? Agama-agama harus membuktikan dirinya seperti apa. Jadi perekat atau penghancur?" ujar Albertus dalam sebuah diskusi bertajuk 'Mencegah Disintegrasi Hangsa dari Residu Pemilu Hingga Isu Papua' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (15/9/2019).

Baca juga: Peran NU Rekatkan Persatuan dan Pembangunan Nasional dalam Kajian Akademisi Universitas Brawijaya

Albertus mengatakan, fenomena radikalisme saat ini muncul di setiap lembaga agama. Apabila dibiarkan, fenomena itu berpotensi mengancam persatuan.

Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan karakter elite politik yang lebih mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan masyarakat.

"Elite politik itu sendiri yang juga membuat kita hancur. Membuat pemilu hancur-hancuran. Elite politik yang dipenuhi oligarki kelompok dan egonya, Indonesia bisa hancur," kata dia.

Oleh sebab itu, seluruh masyarakat harus bahu membahu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kita harus bersikap kritis, bersama-sama menjalin persatuan kita," pungkas dia.

Baca juga: Peneliti LIPI: Pihak yang Memelintir Isu Agama Ancam Persatuan

Hal senada juga disampaikan Presiden Dai Muda Indonesia Habib Idrus Al Jufri. Dia menilai, Indonesia tidak memiliki bakat untuk terpecah-belah.

Salah satu contohnya adalah persoalan di Papua.

"Spiritnya ketika kita bisa damaikan seluruh aspek masyarakat, baik aliran agama, daerah dan lainnya, kita bisa jadi bangsa yang leading, jadi top lead di dunia," kata dia.

 

Kompas TV Kondisi kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau semakin mengkhawatirkan. Banyak warga mendatangi posko kesehatan. Untuk membuat lega pernapasan sang anak balita dokter pun menggunakan alat <em>nebulizer</em>. Yaitu sebuah alat yang digunakan untuk memasukkan obat dalam bentuk uap untuk dihirup ke dalam paru-paru. Anak balita ini merupakan salah satu pasien penyakit gangguan pernapasan yang mendatangi posko kesehatan mandiri. Dari puluhan pasien yang datang baik untuk berobat atau pun mengungsi kebanyakan merupakan anak-anak balita serta lansia. Kabut asap pekat dengan level tidak sehat hingga berbahaya sudah hampir sepekan dirasakan warga di Pekanbaru, Riau. #KabutAsap #KotaPekanbaru #KebakaranHutan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com