JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan, lobi politik dari calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (capim KPK) saat proses uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test di DPR merupakan hal yang biasa.
"Pokoknya sejak KPK berdiri, lobi komisioner itu biasa ya," kata Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Desmond mengatakan, lobi politik itu beragam bentuknya. Lobi politik yang dimaksud mulai dari silaturahim, meminta agar dipilih sebagai pimpinan KPK, dan untuk menyepakati "deal" tertentu.
"Lobi-lobi dalam rangka silaturahmi enggak masalah. Lobi yang ada deal-nya, ada masalah," ujar dia.
Baca juga: Ini 14 Topik Makalah yang Diundi dalam Fit and Proper Test Capim KPK
Desmond pun mengaku pernah dilobi oleh salah satu pimpinan KPK yakni Saut Situmorang pada saat seleksi uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test.
Namun, menurut dia, lobi-lobi itu tidak menghasilkan "deal" apa pun.
"Saut (pimpinan KPK) lobi saya. Saya ajak makan, saya bayarin, tapi saya tidak mendeal apa-apa dan dia juga enggak deal. Saya cuma bilang tegakkan hukum, tanya Saut," ucap dia.
Komisi III akan menggelar menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2019-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Berdasarkan jadwal, pada pukul 14.00 WIB, Komisi III akan mengundang 10 Capim KPK untuk membuat makalah yang menjadi bagian dari tahapan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).
Baca juga: Rapat Komisi III, Pansel Tegaskan Capim KPK Tak Wajib Serahkan LHKPN
Adapun 10 Capim KPK yang akan mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) :
1. Alexander Marwata, (komisioner KPK)
2. Firli Bahuri (anggota Polri)
3. I Nyoman Wara (auditor BPK)
4. Johanis Tanak (jaksa)
5. Lili Pintauli Siregar (advokat)