JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mencatat keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019-2024 mencapai 20 persen.
Persentase ini naik dibandingkan periode sebelumnya yang hanya 17 persen.
Kendati demikian, angka tersebut belum mencapai minimal keterwakilan perempuan di parlemen yaitu 30 persen dari total kursi.
"Kita lihat perempuan 20 persen masih dari mencapai 30 persen di DPR. Hampir semua parpol tetap didominasi caleg terpilih laki-laki," kata peneliti Formappi, Lucius Karus, dalam paparan kajian bertajuk "Anatomi Caleg DPR RI Terpilih Pemilu 2019" di kantor Formappi, Jakarta Timur, Kamis (5/9/2019).
Baca juga: Menteri PPPA: Keterwakilan Perempuan di DPR Meningkat Jadi 20, 25 Persen
"Satu-satunya parpol yang menembus 30 persen perempuan hanya Nasdem," tambahnya.
Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengukuhkan sebanyak 575 kursi DPR RI yang akan diisi oleh anggota parlemen terpilih pada Pemilihan Legislatif 2019.
Mereka pun akan dilantik pada Oktober 2019.
Ia pun mendorong parpol untuk mempersiapkan dan menarik kader-kader perempuan untuk menjadi wakil di DPR di masa yang akan datang.
Baca juga: Perludem: Keterwakilan Perempuan dalam Pileg 2019 Terbanyak Sepanjang Sejarah
Prioritas nasional yang menargetkan keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen di parlemen juga perlu diikuti parpol.
"Kader perempuan harus dipersiapkan. Minimal prioritas nasional juga diikuti oleh parpol. Dorong keterlibatan perempuan sebagai kader politik yang bisa menjadi wakil rakyat," ucapnya.
Adapun jika dilihat berdasarkan kategori usia, Lucius menyebut keterwakilan kaum milenial di parlemen masih minim.
Milenial dengan rentang usia 21-35 tahun hanya sebesar 9 persen.
Ia menuturkan, parlemen masih didominasi usia 36-60 tahun, yakni sebesar 74 persen.