JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pendeta Papua menemui Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin di kediamannya, Menteng, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Dalam pertemuan tersebut, para pendeta Papua meyakini Ma'ruf mampu melanjutkan cara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam menangani Papua.
"Ini yang kami lihat Gus Dur pemimpin umat dan pemimpin negara. Dia dapat mempersatukan perbedaan itu menjadi satu sikap yang positif dalam kepemimpinanya," ujar pimpinan rombongan pendeta Papua Richard Tanjou usai bertemu Ma'ruf.
"Maka Abah (Ma'ruf) ketika terpilih menjadi Wakil Presiden, kami melihat beliau senagai sosok yang menggantikan Gus Dur dan kami percaya apa yang kami lihat menjadi bagian dalam hidupnya," lanjut dia.
Baca juga: Apa Alasan Gus Dur Tidak Melarang Pengibaran Bendera Bintang Kejora?
Ia menambahkan sedianya permasalahan di Papua juga diselesaikan lewat cara-cara kebudayaan dan dialog.
Dengan demikian, masyarakat Papua bisa memahami maksud kebijakan pemerintah pusat dalam membangun Papua.
Hal senada disampaikan Ma'ruf. Ia berjanji akan mengedepankan cara-cara kebudayaan melalui dialog dalam menangani permasalahan keamanan di Papua.
Baca juga: Menurut Gus Dur yang Salah Itu Jakarta, Bukan Orang Papua...
Hal itu, kata dia, bisa ditempuh lewat dialog dengan para tokoh agama dan adat di sana.
Ia juga berencana datang ke Papua untuk berdialog langsung dengan masyarakat di sana usai dilantik sebagai Wakil Presiden.
Ma'ruf merasa berutang pada masyarakat Papua lantaran telah memberikan 90,65 persen suara mereka kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Baca juga: Maruf Amin Ingin Konflik Papua Diselesaikan Seperti Cara Gus Dur
"Kebetulan Papua ini kan mendukung Pak Jokowi dengan saya ini besar sekali. (hampir) 91 persen. Ini luar biasa," ujar Ma'ruf.
"Maka itu menjadi kewajiban kami, Pak Jokowi dengan saya untuk menjaga keutuhan di Papua dan kedamaian. Itu sudah merupakan satu tanggung jawab yang harus kita pikul. Saya kira banyak upaya yang harus kita lakukan," lanjut dia.