JAKARTA, KOMPAS.com - Polri menyebutkan bahwa kegiatan masyarakat di Papua dan Papua Barat sudah kembali normal pasca-kerusuhan terjadi di sejumlah titik.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengucapkan, sentra ekonomi serta kegiatan belajar mengajar sudah kembali normal di Papua Barat.
"Seluruh kegiatan masyarakat sudah berjalan dengan normal kembali, sentra-sentra ekonomi, pasar-pasar juga sudah normal kembali, kemudian aktivitas anak-anak, proses belajar mengajar pun demikian, sudah berangsur-angsur membaik," ucap Dedi di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Baca juga: Anggota Komisi I Nilai Tak Perlu ada Pembatasan WNA ke Papua
Begitu pula dengan kondisi di wilayah Papua. Menurutnya, aktivitas masyarakat di daerah tersebut sudah mulai kembali normal.
Selain itu, fasilitas publik yang sempat rusak akibat kerusuhan juga sudah memasuki tahap perbaikan.
"Beberapa bagian yang rusak, khususnya fasilitas publik juga masih dalam proses renovasi ataupun perbaikan-perbaikan dalam waktu tidak terlalu lama fasilitas publik yang rusak akan segera dipulihkan kembali, agar bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Baca juga: Siapa Veronica Koman, Tersangka Kerusuhan Asrama Papua, Ini Faktanya
Seperti diberitakan, aksi solidaritas Papua muncul di berbagai kota di Provinsi Papua dan Papua Barat, seperti yang terjadi di Manokwari, Jayapura dan Sorong, Senin (19/8/2019).
Unjuk rasa kemudian melebar ke Fakfak dan Timika, pada Rabu (21/9/2019). Demonstrasi di kedua tempat juga sempat terjadi kerusuhan.
Kemudian, kerusuhan juga terjadi di Deiyai pada Rabu (28/8/2019), dan di Jayapura pada Kamis (29/8/2019).
Aksi unjuk rasa ini merupakan dampak dari perlakuan diskriminatif dan tindak rasisme yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang, dalam beberapa waktu terakhir.