JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyerahkan 10 nama capim yang lolos tes wawancara dan uji publik ke Presiden Joko Widodo.
Salah seorang di antaranya adalah Roby Arya Brata.
Roby merupakan lulusan Fakultas Hukum dari Universitas Padjajaran. Dia melanjutkan studi pada program Magister Public Policy di University of Wellington, Selandia Baru dan lulus pada 1999.
Setelah itu, dia mengambil program doktoral di Australian National University dan lulus pada 2001.
Baca juga: Ini 10 Capim KPK yang Diserahkan ke Tangan Jokowi...
Roby kini tercatat bekerja di Sekretariat Kabinet sebagai Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Penanaman Modal, dan Badan Usaha pada Kedeputian Bidang Perekonomian.
Pria berusia 54 tahun ini pernah menjabat sebagai Asisten Kepala Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Birokrasi pada 2008-2010.
Ia juga pernah menjadi aktivis hak asasi manusia. Selain itu, Roby sempat menjadi analis hukum di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia selama dua tahun pada 1993-1995.
Selain membantu Presiden, Roby juga aktif mengajar di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Diketahui, sebelum mengikuti seleksi capim KPK periode 2019-2023, Roby tercatat pernah mengikuti seleksi capim KPK pada 2014 silam.
Dilansir dari artikel situs Setkab.go.id tertanggal 16 Oktober 2014, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menerima nama Roby dan calon petahana saat itu, Muhammad Busyro Muqoddas untuk diteruskan ke DPR.
Roby saat itu menjabat sebagai Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Kabinet.
Roby bersama Busyro Muqoddas sebenarnya sudah sempat menjalani uji kepatutan dan kelayakan di DPR pada Desember 2014.
Namun, proses pemilihan kedua orang itu ditunda hingga tahun 2015. Kendati demikian, Roby dan Busyro pada akhirnya tidak terpilih sebagai pimpinan KPK.
Baca juga: Sosok Roby Arya, Capim yang Pernah Ikut Seleksi 3 Jabatan di KPK
Ia juga tercatat pernah mengikuti seleksi calon penasihat KPK periode 2017-2021.
Dari 34 nama yang lolos seleksi administrasi saat itu, salah satunya adalah Roby. Akan tetapi dalam proses selanjutnya ia kembali tak terpilih.