Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ingatkan Zona Gempa Selatan Jawa Sangat Aktif

Kompas.com - 30/08/2019, 18:34 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Tsunami BMKG Daryono menyebutkan bahwa zona gempa di selatan Pulau Jawa sangat aktif.

Hal tersebut terlihat dari seringnya terjadi gempa swarm atau gempa skala kecil yang tidak diakhiri dengan gempa utama.

Salah satunya terjadi pada 3 Agustus 2019 lalu di Madiun yang tepatnya terjadi di lempeng Samudera Australia dari Bengkulu sampai Sumbawa.

"Ini adalah alarm, mengingatkan kita bahwa zona gempa di selatan Pulau Jawa sangat aktif," ujar Daryono saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (30/8/2019).

"Suatu saat nanti kita bisa jumpai gempa yang besar lebih dari itu karena di sana sudah beberapa kali terjadi gempa kuat," lanjut dia.

Baca juga: BMKG: 72 Kali Gempa Bumi Terjadi di Sukabumi

Hasil monitoring BMKG pada Agustus 2019, telah terjadi gempa tektonik sebanyak 673 kali. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding Juli 2019 yang gempanya terjadi 841 kali.

Gempa berskala besar di selatan Pulau Jawa, lanjut Daryono, sudah terjadi sejak bertahun-tahun silam, antara lain tahun 1903, 1943 di selatan Yogyakarta, gempa 1964, dan tahun 2006 di Yogyakarta.

Oleh karena itu, kawasan itu sangat mungkin berhadapan dengan gempa-gempa besar sehingga masyarakat perlu menyiapkan diri.

"Selatan Pulau Jawa sangat mungkin berhadapan dengan gempa-gempa besar sehingga masyarakat harus sangat siap. Kita jangan abai," ujar Daryono.

"Masyarakat bangun rumah tahan gempa. Solusi gempa bumi hanya satu, bagaimana kita tinggal di rumah yang kuat," lanjut dia.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Skala MMI, Satuan Ukur Kekuatan Gempa Bumi

Tidak hanya itu, masyarakat juga diminta waspada dengan aktivitas gempa, khususnya di selatan Cilacap, Pangandaran dan Banyuwangi.

Meski demikian, Daryono meminta agar masyarakat tidak cemas berlebihan mengingat aktivitas gempa suatu zona tidak mesti berujung dengan gempa besar.

"Meski gempa besar pasti didahului gempa-gempa kecil, tetap waspada, tidak usah percaya isu. Jika tidak ada peringatan tsunami, tidak perlu mengungsi. Jika gempa besar banget di pantai, silakan mengungsi," kata dia. 

 

Kompas TV Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Kalimantan. Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). "Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi. Jokowi menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian intensif. "Kenapa di Kalimantan Timur? Pertama, risiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, maupun tanah longsor," ujar Presiden Jokowi. Kedua, lokasi tersebut dinilai strategis. Jika ditarik koordinat, lokasinya berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. Ketiga, lokasi itu berada dekat perkotaan yang sudah terlebih dahulu berkembang, yakni Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. "Keempat, telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap," ujar Jokowi. Terakhir, hanya di lokasi tersebutlah terdapat lahan pemerintah, yakni seluas 180.000 hektar. #IbuKotaBaru #Jokowi #Kalimantan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com