Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Menjaga Keberagaman Indonesia melalui Buku

Kompas.com - 29/08/2019, 18:39 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Akal sehat bangsa sedang diuji dengan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu mampukah berpikir jernih dan jujur atau sebaliknya, mengikuti syahwat kekuasaan yang dibarengi dengan amarah dan kebencian terhadap kelompok tidak sejalan.

Begitu ucap Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat meluncurkan buku terbarunya yang berjudul "Akal Sehat Bambang Soesatyo".

Buku setebal 373 halaman ini merupakan buku ke-15 yang ditulisnya. Adapun buku ini berisi kumpulan opini yang telah dimuat di berbagai media nasional dari kurun waktu 2017 hingga Agustus 2019. 

“Sebelum resmi diluncurkan siang ini, pagi tadi saya sudah menyerahkan buku ini kepada Presiden Joko Widodo. Beliau menitip salam untuk semua yang hadir dalam peluncuran,” ujar Bamsoet, sapaan akrab Ketua DPR RI, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/08/2019).

Baca juga: DPR Revisi UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Politisi Partai Golkar itu mengungkapkan, dirinya selalu teringat filsuf Islam, yakni Imam Al Ghazali yang berpesan, "Menulislah maka Anda akan hidup selamanya".

Tak hanya itu, lanjutnya, ia juga terinspirasi pepatah latin yang berbunyi, "Verba volant scripta manent" yang berarti "Yang terkatakan akan lenyap sedang yang tertulis akan abadi".

Legislator dapil Jawa Tengah VII ini menjelaskan, buku terbarunya yang diberi judul "Akal Sehat" sangat relevan dan kontekstual dengan situasi saat ini.

“Ketika kita mampu berpikir jernih dan jujur, artinya kita lulus dalam mengaktualisasi hakikat potensi manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, “jelas Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet Ajak Kaum Muda Bela Negara

Untuk diketahui, sebagai negara hukum dan demokrasi ketiga terbesar di dunia, Indonesia memberi kebebasan berpendapat kepada warga negaranya, sebagaimana dijamin dalam Pasal 28 UUD 1945.

Namun, bukan berarti memberi ruang pada kebebasan yang membabi-buta, melanggar norma, dan menabrak keberagaman.

“Bhinneka Tunggal Ika adalah amanah yang perlu kita rawat sekaligus diperkuat sehingga siklus kehidupan kebangsaan dapat berjalan dengan saling menghargai perbedaan dan terjalin persatuan,” terang Bamsoet.

Oleh karenanya, dalam buku "Akal Sehat" ini dengan tegas diuraikan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh membiarkan politik identitas tumbuh subur, karena dapat menyulut permusuhan dan mengancam persatuan serta kesatuan.

Baca juga: Bamsoet: Atas Nama DPR, Saya Minta Maaf kepada Seluruh Rakyat Papua

Penggunaan politik identitas, lanjut Bamsoet, sangat bahaya bagi sebuah negara yang multikultural dengan berbagai etnis, suku, ras, agama, dan budaya, seperti halnya Indonesia.

“Sistem nilai yang selama ini terwariskan sejak lama, nyatanya semakin luntur akibat semakin menguatnya arus globalisasi dan modernisasi, sebagai efek negatif dari kemajuan teknologi informasi,” pungkas Bamsoet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com