JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Panitia Seleksi Capim KPK Marcus Priyo Gunarto bertanya kepada salah satu capim KPK berlatar belakang kepolisian, Brigjen (Pol) Sri Handayani, mengenai sebuah rumah mewahnya di Solo, Jawa Tengah.
Momen tersebut ditanyakan Marcus ketika menjalani wawancara serta uji publik di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
"Di sini dilaporkan Anda punya rumah mewah di Lor in Residence, Adi Sumarmo, Solo. Bisa dijelaskan seberapa mewah rumah ibu dan bagaimana mendapatkannya?" tanya Marcus.
Sri menjelaskan, ia tak dapat menggambarkan rumahnya yang disebut Marcus sebagai rumah mewah itu. Sebab, mewah atau tidak adalah sesuatu yang relatif.
Baca juga: Jika Lolos Jadi Pimpinan KPK, Brigjen Sri Handayani Ingin Lakukan Ini
Meski demikian, wanita yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepazla Polda Kalimantan Barat mengakui bahwa itu adalah rumahnya. Ia membelinya secara kredit.
Sri sekaligus menjelaskan bahwa sebelum menjadi polisi, ia adalah atlet nasional lari gawang dan ia sering memenangi kejuaraan. Dari bonus itulah ia membeli rumah tersebut.
"Rumah yang saya dapat itu adalah kredit. Namun, perlu diketahui bapak bahwa sebelum masuk polisi itu saya atlet nasional dan pemegang rekor 400 gawang," ujar dia.
"Bicara soal atlet nasional, tentu di situ ada bonus yang saya dapat. Mulai dari SMP sampai dengan polisi saya masih atlet nasional," lanjut Sri.
Ia tidak merinci kejuaraan apa saja yang pernah dimenanginya.
Baca juga: Uji Publik Capim KPK, Antam Novambar Klarifikasi Tudingan Intimidasi Penyidik
Ia juga mengatakan, kariernya di kepolisian cukup mumpuni. Namun, ia tidak suka menabung. Apabila ada uang, ia selalu langsung membelanjakannya.
"Saya kadang-kadang ada jual beli tanah yang murah. Karena duit selalu siap, saya beli," ujar dia.
"Mungkin tabungan saya itu ada sejak gaji sudah masuk ATM. Sebelum itu, tidak ada tabungan. Bapak bisa mengecek itu. Boleh dilihat ke PPATK. Tabungan-tabungan itu memang seperti itu," lanjut Sri.
Mendengar penjelasan Sri, Marcus menyudahi pertanyaan dengan topik tersebut.
"Baik, artinya itu sesuatu yang wajar ya karena prestasi atlet dan pernah dapat hadiah yang bisa digunakan. Saya klarifikasi saja, ada masuk gitu," kata Marcus.