Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Sarankan Presiden Bentuk Tim Khusus Pemindahan Ibu Kota

Kompas.com - 29/08/2019, 09:32 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Kelima sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyarankan Presiden Joko Widodo membentuk tim khusus pemindahan ibu kota.

Mega menyarankan nantinya tim tersebut tak hanya membahas ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim), namun juga bagaimana nasib Jakarta setelah tak lagi menjadi ibu kota.

"Untuk saya, hal-hal yang sangat strategis penting ini harus didalami. Artinya bukan berarti hanya dengan omongan-omongan saja. Tapi harus dibentuk, saya enggak tahu, karena Presiden (Jokowi, red) yang harus membentuk," kata Megawati melalui keterangan tertulis, Rabu (28/8/2019).

Baca juga: Usung Konsep Forest City, 50 Persen Ibu Kota Baru Akan jadi RTH

"Apakah sebuah tim atau sebuah yang besar lagi, untuk bagaimana pendalaman memindahkan ibu kota," lanjut Megawati.

Megawati menyarankan Indonesia mempelajari konsep ibu kota di negara lain seperti Canberra di Australia, Washington DC di Amerika Serikat, dan Putrajaya di Malaysia.

Ia meminta pemerintah mengkaji peran Jakarta jika nantinya ibu kota jadi dipindahkan ke Kalimantan Timur.

"Apakah menjadi sebuah kota, apakah posisinya untuk ekonomi saja, sebagai kota perdagangan, itu kan mesti dikaji. Karena nanti ada kajian secara administrasi, teori, juga pelaksanaan di lapangan," lanjut dia.

Baca juga: Ibu Kota Pindah, Bagaimana Nasib Jakarta?

Ia menambahkan saran yang diberikannya ini bukan sebuah kritik terhadap Presiden Joko Widodo. Megawati justru menilai positif usulan perpindahan ibu kota.

Menurut Megawati, masalah Jakarta sebagai ibu kota sangat banyak. Salah satu masalah utamanya ialah kemacetan.

Lalu ada masalah lain seperti banjir. Karenanya ia meminta agar rencananya pemindahan ibu kota dibuat berdasar tata ruang yang matang.

"Hal-hal ini yang saya maksud sebagai pendalaman," lanjut Megawati.

Baca juga: Ibu Kota Baru Cocok Jadi Target Mobil Listrik

Sebelumnya Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Kalimantan dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

Jokowi menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian intensif.

Kompas TV Wakil ketua umum partai Gerindra, Edhy Prabowo membenarkan jika Prabowo Subianto dan adiknya Hashim Djojohadikusumo memiliki lahan di lokasi ibu kota yang baru di Kalimantan Timur.<br /> <br /> Namun, ia membantah jika penunjukan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara sebagai pengganti Jakarta terkait dengan negosiasi politik antara Jokowi dan Prabowo usai pilpres 2019. #IbuKotaBaru #PenajamPaserUtara #PrabowoSubianto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com