Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Pastikan Tak Ada Personelnya yang Diberi Sanksi Terkait Rasisme

Kompas.com - 27/08/2019, 17:13 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo memastikan, tidak ada personel Polri yang dikenakan sanksi terkait pengamanan asrama mahasiswa asal Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Dedi menegaskan, kehadiran Polri di asrama itu justru ingin mengamankan situasi, bukan memperkeruh suasana.

"Enggak ada (personel Polri yang dikenakan sanksi) toh. Kan Polri hadir untuk amankan situasi," ujar Dedi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (26/8/2019).

Baca juga: Ketua DPR Minta Polri Tangkap Pelaku Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua

Ketiadaan sanksi tersebut, lanjut Dedi, sebagai bukti bahwa personelnya bekerja secara profesional dalam menangani persoalan di asrama mahasiswa Papua tersebut.

Ini sekaligus menjadi bukti bahwa ucapan rasisme bukan dilontarkan oleh personelnya.

Diberitakan, perintah untuk mengusut tuntas dugaan tindak rasisme telah diungkapkan Presiden Joko Widodo.

"Saya sudah memerintahkan ke Kapolri menindak secara hukum tindakan diskriminasi ras dan etnis yang rasis secara tegas. Ini tolong digarisbawahi," kata Jokowi di Istana Bogor, Kamis (22/8/2019).

Dugaan tindak rasisme itu diketahui menjadi pemicu serangkaian unjuk rasa dan kerusuhan di beberapa kota di Papua dan Papua Barat.

Baca juga: Kasus Rasisme di Asrama Papua, Polda Jatim Segera Tetapkan Tersangka

Kepolisian Daerah Jawa Timur sudah memeriksa 16 saksi terkait kasus dugaan rasial terhadap mahasiswa asal Papua saat terjadi insiden pengepungan asrama di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, dalam waktu dekat dimungkinkan segera akan ada penetapan tersangka.

"Dalam waktu dekat, mungkin besok atau lusa akan ada penetapan tersangka," kata Barung kepada Kompas.com, Selasa.

 

Kompas TV Polda Jawa Timur terus mendalami kasus dugaan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Hingga kini polisi telah memeriksa 16 orang sebagai saksi. Ke-16 saksi yang telah diperiksa polisi merupakan anggota sejumlah ormas yang melakukan aksi massa di depan asrama mahasiswa Papua pada 16 Agustus lalu. Rencananya polisi masih akan memeriksa sejumlah saksi-saksi lainnya. Sementara itu akibat aksi massa di depan Asrama Papua, Kodam V Brawijaya telah memberikan skorsing kepada 5 anggotanya. #Rasisme #AsramaPapua #Surabaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com