JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Papua Lukas Enembe mengaku banyak pengusaha di wilayahnya yang mengeluhkan Pemblokiran internet.
"Banyak keluhan. Makanya kita harap semua sisi informasi bisa dibuka," kata Lukas usai menghadiri rapat terbatas terkait persiapan PON 2020, di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).
Lukas mengatakan, ia bisa memahami pembatasan internet dilakukan pemerintah dalam rangka mencegahnya informasi hoaks di masyarakat Papua. Ia menilai langkah itu memang bisa mencegah masyarakat terpapar informasi yang belum jelas kebenarannya.
Baca juga: Warga Jayapura Tuntut Kompensasi atas Pemblokiran Internet di Papua
Namun, Lukas menyebut kondisi Papua saat ini sudah relatif kondusif sehingga ia berharap pemerintah segera membuka kembali akses internet.
"Kita harap dalam waktu dekat pemerintah sudah mulai buka kembali," kata Lukas.
Di sisi lain, Lukas berharap pelaku persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya bisa segera ditangkap. Sebab, perlakuan itu lah yang telah menimbulkan aksi protes berujung kericuhan di sejumlah wilayah di Papua.
"Harus tegas. Sehingga rasa harga diri yang diinjak-injak bisa pulih kembali. Kalau negara biarkan, pasti orang papua semakin tidak percaya," kata dia.
Kemenkominfo melakukan pemblokiran data internet di Papua dan Papua Barat sejak Rabu (21/8/2019).
Pemblokiran ini dilakukan setelah terjadi kerusuhan massa di Papua dan Papua Barat sebagai buntut insiden kasus persekusi terhadap mahasiwa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur. Kericuhan terjadi di Manokwari, Sorong, Fakfak, dan Timika.
Baca juga: Komnas HAM: Pemblokiran Internet di Papua Melanggar HAM
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pun meminta maaf sampai saat ini pemerintah belum membuka blokir internet di Papua. Menurutnya, propaganda di dunia maya di dua provinsi tersebut belum berhenti meski diakuinya suasana sudah kondusif.
“Saya bersimpati kepada saudara-saudara kita di Papua. Saya mohon maaf kalau memang (pemblokiran akses layanan data) ini turut memberi dampak,” kata Rudiantara ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (25/8/2019), dikutip dari KOMPAS.id.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.