JAKARTA, KOMPAS.com - Tahapan seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru sampai pada tahapan profile assessment.
Dalam tahapan tersebut, panitia seleksi (pansel capim KPK) menilai kemampuan peserta dalam memimpin sebuah lembaga.
Terutama bagaimana orang tersebut bisa bekerja sama dengan kelompok secara profesional dan independen.
Pada Jumat (23/8/2019), Pansel Capim KPK mengumumkan 20 orang yang lolos tahapan seleksi itu.
Baca juga: Pansel Capim KPK: Kami Enggak Ada Kuota untuk Polisi
Peserta terbanyak berasal dari anggota Polri 4 orang, kemudian akademisi/dosen sejumlah 3 orang, dan jaksa 2 orang.
Sementara perwakilan KPK yang lolos hanya dua orang.
"Sebanyak 20 peserta yang lolos ini wajib melanjutkan seleksi ke tahapan selanjutnya, yaitu tes kesehatan, wawancara, dan uji publik," ujar Ketua Pansel Capim KPK Yenti Garnasih di Gedung Kemensetneg, Jakarta Pusat.
Dua perwakilan KPK yang lolos tahapan ini adalah Komisioner KPK Alexander Marwata dan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) pada KPK, Sujanarko.
Sementara itu, perjuangan dua komisioner KPK lainnya, Basaria Panjaitan dan Laode M Syarif kandas.
Basaria tak lolos seleksi ketiga yaitu tes psikologi, pekan lalu. Sementara Laode tumbang di tahapan profile assessment.
Sebelum mereka, beberapa perwakilan lainnya dari KPK juga terhenti langkahnya dalam seleksi ini.
Baca juga: Pansel Capim KPK Pertimbangkan Komisioner KPK Aktif Masuk 10 Besar
Sebut saja Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono, penasihat KPK Mohammad Tsani Annafari, dan Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.
Pansel capim KPK akan mempertimbangkan satu orang komisioner KPK yang lolos, yakni Alexander, untuk masuk ke 10 besar.
"Akan kita pertimbangkan tentunya (satu komisioner KPK). Kita lihat nanti di wawancara dan uji publik," ujar anggota pansel Capim KPK Diani Sadia Wati.
Berikut daftar 20 nama peserta yang lolos tes profile assessment diklasifikasikan berdasarkan profesi: