Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Sebut Polisi Jadi Target Serangan Teroris karena Efek Dendam

Kompas.com - 20/08/2019, 20:22 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suaib Tahir menuturkan, polisi menjadi target utama serangan teror dikarenakan efek dendam dari kelompok teroris.

"Memang jadi target utama saat ini karena kebetulan yang menangani masalah terorisme ini kan adalah kepolisian. Ada dendam terhadap aparat-aparat kepolisian karena mereka yang menangkap teroris," ujar Suaib saat ditemui dalam diskusi dan peluncuran buku "Memberantas Terorisme di Indonesia: Praktik, Kebijakan, dan Tantangan" di Hotel Century, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).

Baca juga: Polisi di Polsek Wonokromo Diserang, Kapolrestabes: Itu Aksi Terorisme

Dilaporkan, polisi menjadi menjadi target serangan utama dari teroris sepanjang tahun 2017-2018. Berdasarkan kajian The Habibie Centre (THC), sebanyak 74 persen serangan terorisme disasarkan ke polisi.

Selain polisi, target serangan teroris lainnya adalah masyarakat sebesar 11 persen, fasilitas agama (5 persen), dan target serangan lainnya (10 persen).

Menurut Suaib, berdasarkan pengamatannya, aparat penegak hukum dipandang oleh teroris sebagai kelompok yang harus diserang. Itu, kata Suaib, juga terjadi di negara lainnya.

"Mereka (teroris) punya anggapan bahwa aparat penegak hukum itu memang harus diserang. Kebetulan, yang sering berbenturan dengan teroris ya polisi. Di beberapa negara lain, khususnya negara di Timur Tengah, juga sama," imbuhnya.

Baca juga: Khofifah Minta Warga Jatim Waspada Aksi Terorisme

Sementara itu, Direktur Eksekutif Serve Indonesia, Dete Aliah, menambahkan, pola penangkapan oleh kepolisian harus dievaluasi supaya tidak menimbulkan efek baru.

"Target sasaran teroris kan awalnya ada orang asing, kemudian bergeser ke polisi karena ada efek dendam dari cara polisi menangkap yang dilakukan secara represif. Harus ada mekanisme baru penangkapan dan pemulihan teroris supaya tidak menimbulkan balas dendam," tutur Dete.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com