JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, penanganan kebakaran hutan bukan hanya perkara pemadaman api.
Menurut Kalla, akan percuma bila api dipadamkan tetapi tak ditunjang dengan program perbaikan lingkungan.
Kalla menanggapi kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
Baca juga: Wapres Kalla: Kalau Polisi Diserang, Serang Balik...Itu Harus!
Ia mengatakan, program perbaikan lingkungan di sekitar lahan dan hutan yang terbakar penting dilakukan untuk menjaga iklim di sana.
Sebab, menurut dia, bila perbaikan lingkungan dilakukan dengan menanam pohon di sekitar, suhu udara di sana menjadi lebih dingin.
Dengan demikian, kebakaran dapat dihindari karena suhu yang lebih rendah.
"Karena itulah maka kebakaran hutan tidak hanya bisa diselesaikan oleh kebakaran hutannya, lingkungan keseluruhan itu harus diperbaiki. Supaya iklim ekstrem panas begini berkurang," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
"Karena apa pun usaha kalau terjadi panas begini, satu rokok saja jatuh bisa menyebabkan kebakaran. Jadi ini di samping manusia tapi juga iklim yang terjadi seperti itu," ucap dia.
Kalla juga menyampaikan, kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan memang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas publik.
Ia berharap, kebakaran hutan di sana segera padam.
"Bahwa efeknya seperti itu anak sekolah tidak jadi berangkat di Palangkaraya, di Pontianak, di Pekanbaru," kata Kalla.
Baca juga: Panglima TNI Janji Kerahkan Pesawat Hercules Padamkan Karhutla Riau
Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dijadwalkan bertolak ke Riau, Sumatera, Senin (12/9/2019) untuk memimpin mitigasi dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wilayah Riau dipilih menjadi tujuan karena karhutla yang terjadi di daerah tersebut cukup masif dan luas.
Apalagi, sudah ada tersangka dari pihak perusahaan terkait karhutla di daerah tersebut.
Baca juga: Satwa yang Keluar Hutan karena Karhutla Bukan Harimau, melainkan Tapir
Menurut pihak kepolisian, terjadi peningkatan titik panas atau hotspot di daerah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Namun, titik hotspot tersebut relatif kecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.