Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunjuk Risma Jadi Ketua DPP PDI-P Bidang Kebudayaan, Megawati: Ajaib Juga, Kok Mau Ya?

Kompas.com - 10/08/2019, 12:11 WIB
Kristian Erdianto,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ditunjuk sebagai Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Kebudayaan periode 2019-2024.

Penetapan struktur kepengurusan partai dibacakan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Sabtu (10/8/2019).

Megawati mengaku baru menghubungi dan meminta kesediaan Risma pada Jumat (9/8/2019). Ketika ditawari, ternyata Risma bersedia.

"Saya pikir ajaib juga, kok mau ya? Tapi orangnya saat ini sedang membongkar sekolah. Ketua DPP Bidang Kebudayaan adalah Tri Rismaharini," kata Megawati.

Namun, Risma tak hadir saat pelantikan karena harus kembali ke Surabaya.

Baca juga: Megawati Kembali Tunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDI-P

Dua menteri Jokowi jadi pengurus

Tidak hanya kepala daerah, menteri Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P juga masuk ke dalam kepengurusan yang baru.

Dua menteri yang dimaksud adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manudia Yasonna Laoly.

Mega menunjuk Puan sebagai Ketua DPP PDI-P Bidang Pemerintahan, Pertahanan, dan Keamanan.

Sementara, Yasonna ditunjuk sebagai Ketua DPP PDI-P Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Perundang-undangan.

"Dia (Yasonna) nanti saya suruh urusi bukannya HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) saja pokoknya hukum itu lho. Hukum Indonesia ini sekarang sebetulnya menurut saya makin bisa sampai semua tingkat amburadul," kata Megawati.

Baca juga: Dua Menteri Jokowi Masuk Susunan Pengurus Baru PDI-P Periode 2019-2024

Megawati mengatakan, hal itulah yang menjadi dasarnya memilih Yasonna.

Terlebih, kata Megawati, Kemenkumham pimpinan Yasonna empat kali memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Sementara itu, Megawati tak menjelaskan alasan menunjuk Puan.

Namun, ia bercerita tentang kegelisahan Puan yang menurutnya bingung akan ditugaskan di lembaga eksekutif ataupun legislatif dalam periode 2019-2024.

"Mbak Puan sudah bolak-balik nanya, nanti saya ini ditugasi ke legislatif atau ke eksekutif? Ya ntar saja tunggu, sama-sama penting," ujar Mega.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com