JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa jatah menteri untuk kadernya pada Kabinet Kerja Jilid II Joko Widodo-Ma'ruf Amin harus banyak.
Hal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam Kongres V PDI-P di Grand Inna Beach, Denpasar, Bali, Rabu (8/8/2019).
Awalnya, Megawati bercerita mengenai kekalahannya pada Pemilu 2004.
Baca juga: Cerita Megawati Pernah Ditawari Kursi Menteri oleh SBY...
Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu terpilih menjadi presiden menawarkan sekitar delapan kursi menteri untuk diisi kader PDI Perjuangan. Megawati dengan tegas menolaknya.
Namun kini, lain cerita. PDI Perjuangan semenjak Pemilu 2014 hingga Pemilu 2019 berjaya, apalagi salah satu kadernya telah dua kali menjabat sebagai presiden.
"Kalau nanti (pemerintahan baru) Pak Jokowi, mesti ada menteri (untuk kader PDI-P). Mesti banyak," ujar Megawati dengan suara lantang.
Pernyataan Megawati itu disambut sorak-sorai kader PDI-P yang hadir.
"Orang kita ini pemenang pemilu dua kali. Betul tidak?" kata Megawati.
"Betul," jawab para kader serempak.
Baca juga: Pertemuan Jokowi-Prabowo, Titik Terang Rekonsiliasi atau Sekadar Berbagi Jatah Menteri?
Megawati menegaskan bakal menolak apabila Presiden Jokowi hanya memberikan sedikit jatah kursi menteri untuk diisi kader PDI-P.
"Jangan nanti (Jokowi mengatakan), Ibu Mega, saya kira karena PDI-P sudah banyak kemenangan, sudah di DPR, saya kasih empat (kursi menteri). Emoh, tidak mau, tidak mau, tidak mau," ujar Megawati.
Pernyataan itu membangkitkan sorak-sorai para kader. Mereka juga berteriak "tidak mau, tidak mau" sembari bertepuk tangan.
Megawati kemudian berkelakar, "Memang begitu dong. Orang yang enggak dapat saja minta".
"Ini di dalam kongres partai Pak Presiden, saya minta, dengan hormat PDI-P akan masuk ke dalam kabinet dengan jumlah menteri terbanyak. Sip," lanjut Megawati yang kembali disambut sorak-sorai kader.