JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi kinerja Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK).
Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan, Presiden Jokowi harus mengevaluasi Pansel Capim KPK bila banyak publik yang tak puas dengan kerja Pansel hingga saat ini.
"Jika publik banyak yang tidak puas dengan hasil kerja Pansel tentu Presiden harus mengevaluasi setiap langkah yang telah dilakukan oleh Pansel," kata Kurnia dalam keterangan tertulis, Senin (5/8/2019).
Baca juga: ICW Sebut Capim KPK yang Lolos Tes Psikologis Tak Memuaskan Publik
Kurnia menyatakan, Pansel Capim KPK merupakan representasi sikap Presiden Jokowi karena pansel pun dibentuk oleh Jokowi.
"Jangan sampai citra Presiden justru tercoreng karena tindakan keliru yang dilakukan oleh Pansel," ujar Kurnia.
Sebelumnya, ICW mengkritik Pansel Capim KPK karena nama-nama capim KPK yang lolos dari tahap tes masih ada yang dinilai tak terlalu memuaskan ekspektasi publik.
Baca juga: Basaria Panjaitan Gagal Tes Psikologi Capim KPK
Pernyataan itu didasari oleh adanya nama-nama capim KPK yang tak patuh melaporkan kekayaan mereka dan mempunyai catatan serius di masa lalu namun tetap diloloskan oleh Pansel Capim KPK.
Pansel Capim KPK telah mengumumkan ada 40 orang capim KPK yang lolos tahap tes psikologi.
Tahap berikutnya adalah profile assesment yang akan digelar pada 7-8 Agustus 2019 mendatang.