JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengenang saat partainya menjadi oposisi di 10 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasto mengatakan, meski Megawati kalah dari SBY di pilpres 2004 dan 2009, namun PDI-P tetap konsisten berada di luar pemerintahan dan tak tergoda kursi menteri.
"Pada 2004 kami kalah pemilu di dalam sebuah era awal, tapi kami konsisten dalam politik untuk membangun demorkasi yang sehat," kata Hasto dalam diskusi jelang Kongres V PDI-P, di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (3/8/2019).
Baca juga: PDI-P Juga Bakal Calonkan Kadernya Jadi Ketua MPR jika...
"Dan Alhamdulillah, kami tidak punya menteri, dimana menteri dianggap sebagai instrumen survival bagi partai politik," sambung dia.
Hasto menambahkan, meski berada di luar pemerintah, namun hal ini tak membuat partai berlambang banteng moncong putih itu mati. Bahkan PDI-P terus bisa bertahan dan menjadi pemenang pemilu legislatif serta pemilu presiden pada 2014 dan 2019.
Baca juga: Mungkinkah PDI-P Cetak Hatrick Kemenangan di 2024?
"Tidak punya menteri selama dua periode pun PDI-P bisa survive, kami bisa sukses. Dan proses kaderisasi terus dilakukan," jelas Hasto.
Hasto menilai kemenangan Jokowi serta PDI-P di dua pemilu terakhir adalah hasil buah kaderisasi parpol yang terus berjalan. Ia pun memastikan PDI-P akan terus berbenah diri supaya bisa menjadi lebih baik di pemilu-pemilu selanjutnya.
"Prinsipnya bagi kami di 2024 kami akan menyiapkan sebaik-baiknya. Rakyat yang akan menentukan," kata dia.