JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian tak sepakat dengan rencana Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir agar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dipimpin oleh rektor asing.
"Pertama, ini kan suatu eksperimen yang besar ya. Jadi kalau tidak berhasil akan menimbulkan gonjang ganjing," kata Hetifah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2019).
Hetifah mengatakan, meningkatkan ranking perguruan tinggi tidak semata-mata dengan mengganti rektor.
Baca juga: Bukan Rektor Asing, Ini yang Bisa Dongkrak Ranking PTN Indonesia
Menurutnya, ada masalah pengelolaan perguruan tinggi negeri harus dibenahi bersama.
Salah satunya, kata Hetifah, rektor lebih banyak mencerminkan citra akademis, kurang memiliki kemampuan manajerial yang baik.
"Apakah meningkatkan rangking perguruan tinggi semata-mata bisa diperoleh dengan mengganti rektor asing? Nah kita harus lihat masalah utamanya dalam pengelolaan perguruan tinggi," tegasnya.
Baca juga: Impor Rektor Asing, Efektif kah Tingkatkan Ranking PTN?
Selanjutnya, Hetifah juga mengatakan, apabila Menristekdikti tetap ingin menerapkan wacana rektor asing memimpin perguruan tinggi negeri, sebaiknya hal itu dilakukan di perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri yang belum masuk rangking dunia.
"Eksperimennya itu jangan langsung di perguruan tinggi PTN-BH atau perguruan tinggi yang sudah maju," ucapnya.
Baca juga: Soal Wacana Rektor Asing, Fahri Hamzah: Jangan Bikin Bangsa Indonesia Kecil Hati
Sebelumnya, Kemenristekdikti merencanakan pada tahun 2020 sudah ada perguruan tinggi negeri (PTN) yang dipimpin rektor terbaik luar negeri dan tahun 2024 jumlahnya akan ditambah menjadi lima PTN.
"Kita baru mapping-kan, mana yang paling siap, mana yang belum dan mana perguruan tinggi yang kita targetkan (rektornya) dari asing. Kalau banyaknya, dua sampai lima (perguruan tinggi dengan rektor luar negeri) sampai 2024. Tahun 2020 harus kita mulai," ujar Menristekdikti Mohamad Nasir dilansir dari rilis resmi Kemenristekdikti (26/7/2019).
Baca juga: Ingin Rekrut Rektor Asing untuk PTN, Kemenristekdikti Targetkan Ini...
Menristekdikti menyampaikan, langkah rekrutmen rektor luar negeri ini guna meningkatkan ranking perguruan tinggi Indonesia masuk dalam 100 universitas terbaik dunia.
Nasir mengatakan, praktik rektor asing memimpin perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi publik di suatu negara lumrah dilakukan di luar negeri, terutama di negara-negara Eropa, bahkan Singapura juga melakukan hal yang sama.
Baca juga: Tentukan Gaji Rektor Asing PTN, Nasir akan Bahas dengan Sri Mulyani
Ia mencontohkan Nanyang Technological University (NTU) yang baru didirikan pada 1981, tetapi saat ini sudah masuk 50 besar dunia dalam waktu 38 tahun.
Nasir juga menyampaikan, dengan rektor luar negeri dan dosen luar negeri meningkatkan ranking perguruan tinggi Indonesia, rakyat Indonesia akan lebih dekat dengan pendidikan tinggi yang berkualitas dunia.
Selain itu, rektor luar negeri nantinya bertugas meningkatkan kualitas PTN hingga peringkatnya bisa naik ke tingkat lebih tinggi.