Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Kajian soal Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa Itu Potensi, Bukan Prediksi

Kompas.com - 22/07/2019, 09:07 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak akhir pekan lalu, informasi mengenai potensi gempa dan tsunami di kawasan Pantai Selatan (Pansela) Jawa mencuat.

Informasi ini disampaikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berdasarkan kajian yang bersumber dari referensi Buku Peta Sumber Gempa 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Masyarakat diingatkan untuk tak khawatir, tetapi tetap waspada terhadap potensi ini.

Baca juga: Soal Potensi Tsunami Selatan Jawa, Jangan Hanya Cemas, Belajar Siap Siaga melalui Aplikasi Ini

Reaksi publik beragam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa megathrust dan gelombang tsunami yang disampaikan BPPT bukan sebuah “prediksi”, melainkan “potensi” yang harus diwaspadai bersama.

Penjelasan itu disampaikan melalui berbagai akun media sosial BMKG.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami (BMKG) Daryono mengatakan, harus ada kesadaran bahwa kawasan selatan Jawa memang memiliki potensi untuk terjadi gempa besar hingga menimbulkan tsunami.

Namun, masyarakat bisa mempersiapkan diri menghadapi bencana dengan cara mitigasi.

“Yang pasti potensi ada, karena sudah dibuktikan degan catatan sejarah baik gempa besar dan tsunami masa lalu di selatan Jawa. Ini yang tidak boleh kita pungkiri,” kata Daryono saat dihubungi, Senin (22/7/2019) pagi.

Baca juga: Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, Jangan Cuma Cemas, Lakukan Ini...

Menurut dia, Indonesia memiliki sistem peringatan dini yang dapat membantu masyarakat sekitar pesisir untuk segera mengamankan diri ketika potensi gelombang tsunami muncul.

“Kita punya sistem peringatan dini InaTEWS yang bekerja 24 jam,” sebut dia.

Selain mengandalkan sistem peringatan dini, masyarakat juga bisa menjadikan gempa besar yang terjadi sebagai acuan awal untuk menjauh dari kawasan pesisir pantai.

“Masyarakat bisa lakukan evakuasi mandiri dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini untuk menjauh dari pantai,” ujar Daryono.

Terakhir, untuk melancarkan proses mitigasi bencana, jika benar gempa besar dan tsunami terjadi, masyarakat diminta untuk mendukung dalam hal pembangunan tata ruang yang ada.

Baca juga: Soal Isu Tsunami di Cilacap, BMKG Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir

“Penataan ruang harus dibenahi. Jangan membuat bangunan yang nempel-nempel di pantai, tapi agak menjauh dari pantai,” jelas Daryono.

Ia mengatakan, masih banyak bangunan yang berlokasi dekat dengan garis pantai.’

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com