JAKARTA, KOMPAS.com — Jajaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap konferensi pers yang digelar Polri dan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), Rabu (17/7/2019), mengungkap temuan komprehensif dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Sejak awal, KPK selalu menaruh harapan, pelaku lapangan dan dalang utama penyiraman air keras terhadap Novel ini bisa ditangkap dan diproses hukum.
Kendati demikian, selama 820 hari, pengungkapan kasus Novel tak kunjung menemui titik terang.
Baca juga: TGPF Sebut Ada Temuan Baru, Novel Bilang Tak Menarik Buat Saya
"Kami berharap (konferensi pers) besok itu ada informasi yang lebih komprehensif tentang itu (kasus Novel Baswedan). Kami akan bersyukur kalau sudah ada diidentifikasi siapa pelakunya," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
"Laporan akhirnya belum kami terima," kata dia.
Hal senada disampaikan Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo. Yudi mengatakan, yang terpenting bagi KPK adalah adanya kejelasan terkait pelaku penyiraman air keras terhadap Novel, bukan hal yang tidak substansif dan spekulatif.
"Kami menyampaikan bahwa perlu diperjelas mengenai apa yang didapatkan oleh tim pencari fakta. Apakah pelakunya ditemukan atau tidak? Itu saja persoalannya," ujar Yudi, Selasa malam.
Baca juga: Disebut Diperiksa TGPF Kasus Novel, Komjen Iriawan: Keluarga Saya Tertekan
Apabila belum ada titik terang terkait terduga pelaku, Yudi menilai tim tersebut telah gagal. Ia akan mendesak dibentuknya tim lain yang lebih independen.
Yudi sekaligus mengingatkan bahwa Novel dan masyarakat sipil sudah menanti penuntasan kasus ini selama lebih dari dua tahun.
"Kami meminta agar tidak lagi bentuknya rekomendasi, tapi sudah ditemukan dan bahkan disebut pelakunya karena tim gabungan ini kan terdiri dari tim pakar dan tim kepolisian. Masyarakat tentu saja juga akan menanti dan menunggu siapa pelakunya," ungkap Yudi.
Sementara itu, Novel Baswedan tidak tertarik dengan temuan baru, dugaan adanya motif politik, dan dugaan keterlibatan jenderal yang akan disampaikan Polri dan TGPF.
Novel menekankan dan meminta agar pelaku di lapangan atau eksekutor ditangkap lebih dulu. Menurutnya, kejahatan jalanan seperti kasus penyiraman air keras yang dialaminya harus diungkap dari bukti di tempat kejadian perkara (TKP).
"Kalau hanya dikatakan bahwa ini ada motif politik, ada jenderal, dan lain-lain, kalau itu saja yang dikatakan, saya katakan itu tidak menarik buat saya," ungkap Novel dalam wawancara di program AIMAN di KompasTV, Senin (15/7/2019) malam.
"Yang menarik adalah bagaimana pelaku lapangan itu diungkap karena street crime, sekalipun dia terorganisasi, harus diungkap dari pelaku lapangan, dari bukti-bukti di TKP," kata dia.