Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arif Nurdiansah
Peneliti tata kelola pemerintahan

Peneliti tata kelola pemerintahan pada lembaga Kemitraan/Partnership (www.kemitraan.or.id).

Polri Rasa Milenial

Kompas.com - 16/07/2019, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA upacara Ulang Tahun ke-73 Polri, 1 Juli 2019, Presiden Joko Widodo menginstruksikan lima poin utama sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

Kelima poin itu adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Polri; mengedepankan pendekatan dan tindakan humanis; meningkatkan kualitas pelayanan publik yang modern, mudah dan cepat; meningkatkan profesionalisme dan transparansi penegakan hukum, memberikan rasa adil kepada masyarakat; serta memperkuat koordinasi dengan TNI, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta masyarakat, dalam memelihara keamanan dan ketertiban sosial.

Dalam menjalankan instruksi Presiden, Polri dihadapkan pada fakta adanya perbedaan karakteristik generasi yang didasarkan pada usia, di antaranya generasi milenial yang saat ini menjadi mayoritas penduduk di Indonesia.

Berdasarkan data Susenas 2017, jumlah generasi milenial yang lahir dalam rentang tahun 1980-2000 mencapai sekitar 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia.

Bandingkan dengan generasi sebelumnya, seperti generasi X (25,74 persen) maupun generasi baby boom+veteran (11,27 persen), maupun generasi setelahnya, Gen-Z yang baru mencapai 29,23 persen.

Modal Polri

Terdapat hubungan erat antara lembaga Polri dan milenial. Selain merupakan generasi di mana sebagian personelnya berasal, segmentasi utama pelayanan publik di kepolisian adalah mereka yang disebut juga sebagai generasi langgas.

Generasi ini memiliki karakteristik spesifik, di antaranya dekat dengan social media, kreatif, efisien, punya passion, produktif, dinamis, ingin serba cepat, open minded, kritis dan berani.

Karakter ini cenderung berbeda dengan Polri yang memiliki sifat seperti halnya lembaga pemerintah, kaku, formal dan birokratis.

Untuk itu butuh perubahan paradigma Polri dalam menghadapi milenial, baik mereka yang menjadi bagian dari institusi, maupun milenial sebagai yang dilayani.

Salah satu perubahan mendasar yang harus terus dilakukan adalah paradigma, dari seorang prajurit (warriors) yang kerap menggunakan pendekatan garis komando dan eksekusi menjadi penjaga (guardians) yang mengedepankan komunikasi dan interaksi sesama anggota dan masyarakat.

Pendidikan di Polri menjadi salah satu pintu masuk paling strategis untuk mengubah paradigma. Penambahan isu-isu seperti governance, antikorupsi, hak asasi manusia, gender serta pelayanan publik harus mendapatkan porsi yang besar dan di mainstream ke seluruh level jenjang pendidikan dan pelatihan, terutama pendidikan bintara dan tamtama, mengingat mereka menjadi ujung tombak pelayanan Polri dan langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Penting juga untuk mengubah metode pendidikan dan pelatihan dengan lebih fokus pada pembinaan mental dibanding fisik sebagai upaya mencegah timbulnya tekanan psikologis personel dalam menghadapi beragam karakter masyarakat yang dilayaninya.

Selanjutnya adalah perubahan mindset, salah satunya membangun sistem jenjang karier yang terbuka dan akuntabel untuk memastikan setiap anggota di Polri memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan menduduki jabatan-jabatan strategis, atau menjalankan merit sistem sesuai dengan amanat Undang Undang Aparatur Sipil Negara.

Meskipun saat ini jumlah personel Polri yang masuk kategori milenial belum mayoritas, namun berada pada posisi dan jabatan strategis, seperti petugas patroli, operator pelayanan, kapolsek, kanit, kasat, dan kabag di polres yang sangat menentukan citra Polri di mata publik.

Pelayanan publik

Pada sisi lain, besarnya jumlah generasi milenial yang diprediksi tahun 2020 akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dapat menjadi sasaran dari pelayanan publik Polri, terutama pelayanan surat izin mengemudi (SIM) dan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com