JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat mengadakan aksi singkat di sekitar Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019), dalam rangka mendesak Polri untuk menuntaskan kasus penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Sejumlah LSM yang mengikuti aksi adalah Indonesia Coruption Watch (ICW), Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Amnesty International Indonesia, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
"Kami di sini mendesak dan mendorong ke penegak hukum, yang mana kita ketahui bahwa laporan tersebut sudah dilaporkan kepada Polri dan Polri harus menuntaskan kasus Novel," kata peneliti ICW Wana Alamsyah di lokasi.
Baca juga: Motif Politik, Jenderal, dan Temuan Menarik di Kasus Novel
Para peserta aksi menggunakan "polisi tidur" tiruan sebagai alat peraga dalam aksinya. Awalnya, mereka menggelar "polisi tidur" tiruan tersebut beserta sejumlah poster di atas aspal.
Lalu, sekitar tujuh peserta aksi memegang poster dan berdiri di belakang "polisi tidur" tersebut. Aksi tersebut hanya berlangsung sekitar lima menit.
Wana mengatakan bahwa "polisi tidur" itu menunjukkan kekecewaaan mereka terhadap kinerja kepolisian dalam menangani kasus Novel.
Baca juga: Poin Penjelasan Mantan Kapolda Metro Jaya yang Diperiksa TGPF Kasus Novel
"Polisi tidur itu cerminan bahwa ketika TGPF itu selesai dan Polri tidak mengumumkan, kami pesimis dengan kerja-kerja yang dilakukan kepolisian. Seharusnya selama 2 tahun kasus Novel ditangani, itu harusnya menemukan titik terang atau tersangka," ujarnya.
Menurut Wana, mereka akan terus mendesak agar polisi mengusut tuntas kasus Novel yang terjadi sekitar dua tahun silam.
Aksi itu terbilang sangat singkat. Kapolsek Kebayoran Baru AKBP Benny Alamsyah mengatakan bahwa pihaknya tidak membubarkan aksi, tetapi para peserta membubarkan sendiri.
Baca juga: Iriawan: Saya Enggak Tahu Apa-apa soal Keterlibatan Jenderal Polisi dalam Kasus Novel
Berdasarkan keterangan Benny, pihaknya belum menerima pemberitahuan terkait aksi itu.
Untuk kegiatan ini belum ada pemberitahuan kepada wilayah. Kami tidak membubarkan, tapi mereka yang bubar sendiri. Setiap kegiatan apapun, unjuk rasa, kita kasih tempat di depan Kabaharkam (depan Museum Polri). Di sana kita siapkan. Bukan di tempat lain," kata Benny di lokasi.