BOGOR, KOMPAS.com - Komunikasi antara kubu Joko Widodo dan Prabowo Subianto rupanya sudah dimulai sejak jauh-jauh hari yaitu sejak hari pencoblosan pada 17 April 2019 lalu.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin yang juga Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani mengatakan, proses komunikasi sudah dimulai saat koalisi pendukung Jokowi bertemu selepas pemungutan suara.
"Sesungguhnya sejak selesai pemungutan suara ditutup dan kita kumpul di Sarinah itu maka proses komunikasi antara 01 dan 02 dimulai," kata Arsul di Sentul, Bogor, Minggu (14/7/2019).
Baca juga: Prabowo Diharap Jadi Oposisi Proporsional bagi Jokowi-Maruf
Arsul menuturkan, proses komunikasi tersebut memang tidak sepenuhnya terbuka. Ia menyebut, proses komunikasi juga dilakukan secara senyap.
"Ada yang kemudian muncul misalnya pak Luhut melakukannya dan Pak Luhut menyampaikan ke publik. Tapi kan ada juga yang melakukan itu diam-diam dan di akhir saja baru muncul seperti Pak JK," ujar Arsul.
Arsul mengatakan, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan merupakan salah seorang tokoh yang memainkan peran diam-diam tersebut dalam membangun komunikasi antarkedua kubu.
Ia melanjutkan, elite partai politik anggota Koalisi Indonesia Kerja dan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo juga mempunyai peran yang lebih teknis dalam merancang pertemuan Jokowi dan Prabowo.
"Tentu kalau mencapai kesepakatan itu adalah hasil dari proses komunikasi semua pihak. Nah di level yang lebih teknis lagi itu kan misalnya ada lingkaran temen-temen partai gerindra dengan partai KIK," kata Arsul.
Baca juga: Usai Jokowi Bertemu Prabowo, Elite Diharap Tak Lagi Panaskan Suasana
Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus kemarin. Keduanya menaiki kereta MRT menuju Stasiun MRT Senayan. Sesampainya di sana, Jokowi dan Prabowo melanjutkan santap siang bersama di Fx Sudirman.
Selama pertemuan itu, keduanya tampak akrab berbincang dan tertawa. Mereka juga sama-sama menyerukan berbagai pesan-pesan persatuan pasca-Pilpres 2019.