Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

Kompas.com - 01/07/2019, 14:14 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meresmikan pembangunan hunian tetap untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Peresmian pembangunan (ground breaking) dilakukan secara simbolis di Pombewe, Sigi, Sulawesi Tengah. Peresmian ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap oleh Wiranto.

"Saya berharap kegiatan ini mampu menjadi pemicu dan motivator bagi seluruh pihak-pihak terkait, baik kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat," ujar Wiranto saat peresmian.

Baca juga: Pasca-gempa Sulteng, BMKG Belum Terima Laporan Kerusakan Bangunan

"Dan utamanya masyarakat terdampak bencana untuk bekerja sama bahu-membahu agar tahap rehabilitasi dan rekonatruksi dapat berjalan sesuai rencana demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat," lanjut dia.

Sesuai rencana, pada tahap awal akan dibangun 3.800 unit hunian tetap di tiga lokasi yaitu di Tondo (Palu), Duyu (Palu), dan Pombewe (Sigi) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Pemerintah menargetkan membangun 11.788 unit.

Baca juga: Dampak Gempa Sulteng, Warga di Bobong Maluku Utara Mengungsi ke Gunung

Ia menyadari jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan masyarakat terdampak. Namun, ia menyatakan, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan hunian tetap, baik yang didukung melalui dana APBN maupun pinjaman luar negeri.

"Untuk itu dibutuhkan koordinasi yang ketat dan kerjasama semua pihak, baik Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah maupun masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya agar Tahap Rehab-Rekon ini dapat berjalan lancar tanpa kendala yang berarti.

Wiranto menambahkan, pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi, fokus utama pemerintah ialah membangun hunian tetap bagi korban yang rumahnya rusak total.

Baca juga: Video Gempa Sulteng Beredar, Ini Kesaksian Salah Satu Warga Luwuk yang Merekam

Namun demikian, ia menjanjikan pemerintah akan terus menyelesaikan urusan penanganan korban bencana lainnya seperti pemberian santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia, uang Jaminan Hidup (Jadup) kepada para korban dan dana stimulan untuk perbaikan rumah.

"Itu direalisasikan sesuai dengan hasil verifikasi dan validasi data yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Sulteng)," lanjut Wiranto.

Kompas TV Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami akibat<a href="https://www.detik.com/tag/gempa-sulteng/">gempa Bermagnitudo6,9 di Sulawesi Tengah</a>. Peringatan dini tersebut kini dinyatakan berakhir. Peringatan dini potensi tsunami itu dikeluarkan BMKG usai gempa M 6,9 mengguncang Sulteng pukul 18.40 WIB, Jumat (12/4/2019). Sekitar pukul 19,47 WIB, peringatan dini tersebut dinyatakan berakhir. #gempasulawesi #gempa #bmkg
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com