JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada Agustus 2019.
Pada periode Juli-September, sebagian besar wilayah memiliki curah hujan rendah dengan sifat hujan di bawah normal.
"Puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi di bulan Agustus. Di beberapa wilayah, seperti Jawa Timur pun sudah 60 hari tanpa hujan sejak awal Juni," ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, dalam konferensi pers info terkini terkait bencana alam di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/6/2019).
Dodo menjelaskan, kondisi iklim kemarau di Jawa Timur sudah parah. Kekeringan serupa juga terjadi di Jawa Tengah dengan tidak mengalami hujan dalam satu bulan ini.
Adapun di wilayah lain, lanjut dia, seperti Sumatera juga sudah memasuki musim kemarau.
Akan tetapi, belum ada tanda-tanda adanya titik kebakaran hutan maupun lahan.
"Tahun ini memang puncak kemarau akan lebih parah dibandingkan 2018 ya karena ada el nino. Tahun lalu el nino enggak muncul," kata Dodo.
Oleh karena itu, musim kemarau tahun 2019 akan terasa lebih kering dibandingkan 2018. Adapun untuk durasi kemarau tahun ini bervariasi.
"Bervariasi, ada wilayah yang sudah kemarau mulai April, ada yang baru mulai Mei, Juni pun ada. Nanti Juli hampir semua daerah sudah mulai masuk dan puncak kemarau pada Agustus," jelas Dodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.