Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kubu Oposisi, Demokrat Dinilai Paling Berharga Bagi Koalisi Jokowi

Kompas.com - 13/06/2019, 10:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Partai Demokrat dinilai lebih 'seksi' bagi koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dibandingkan partai politik pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lainnya. Oleh sebab itu, apabila partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu hendak bergabung ke barisan parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf, pintu gerbang diyakini terbuka lebar bagi mereka.

"Apakah parpol pendukung Pak Jokowi akan menahan agar Demokrat tidak bisa masuk? Ini belum tentu juga," ujar pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio kepada Kompas.com, Rabu (13/6/2019).

"Karena, dibandingkan parpol anggota koalisi Prabowo yang tidak lolos parliamantary threshold 4 persen atau suaranya mepet dari itu, Demokrat tentu lebih berharga bagi pemerintahan Jokowi," lanjut dia.

Sebab, pemerintahan baru ke depan dinilai akan mementingkan kekuatan suara di parlemen. Ini dilakukan demi memperlancar program-program yang telah dicanangkan baik pada pemerintahan periode pertama, maupun pada masa kampanye.

Baca juga: TKN Jokowi: Jika Demokrat Ingin Gabung Koalisi, Kami Sangat Terbuka

Diketahui, pada Pileg 2019, Demokrat memperoleh 10.876.507 suara atau 7,77 persen. Apabila dikonversi ke jumlah kursi di DPR, maka Demokrat memiliki 54 kursi.

Sementara, parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf sendiri sudah mendominasi kursi di DPR. Antara lain, PDI-P memperoleh 27.053.961 suara atau 19,33 persen diperkirakan memiliki 128 kursi di DPR.

Golkar memperoleh 17.229.789 atau 12,31 persen dan diperkirakan menguasai 85 kursi di DPR. PKB memperoleh 13.570.097 suara atau 9,69 persen diperkirakan menguasai 58 kursi.

Adapun Partai Nasdem memperoleh 12.661.792 suara atau 9,05 persen diperkirakan menguasai 59 kursi di parlemen.

Baca juga: Membaca Sinyal Demokrat dan PAN untuk Koalisi Jokowi...

"Jadi, dengan tambahan kekuatan dari Demokrat, ini tentu akan lebih memperkuat kekompakkan parpol pendukung pemerintah di parlemen. Maka, Demokrat pasti akan dibuka kemungkinan untuk masuknya," ujar Hendri.

Soal mengapa koalisi Jokowi-Ma'ruf tidak berminat mengundang Gerindra, parpol oposisi yang memiliki suara di atas Demokrat, Hendri mengatakan, itu juga sangat mungkin terjadi. Namun, untuk konteks saat ini, yang paling realistis adalah masuknya Demokrat dibanding Gerindra ke koalisi pendukung Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com