JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan fokus terhadap empat sektor yang rawan dan memiliki risiko terhadap dampak bencana alam yang tinggi untuk tahun depan, yaitu rumah penduduk, sekolah, rumah ibadah, dan rumah sakit.
Hal itu didasarkan pada hasil pendataan BNPB terkait bencana alam yang terjadi pada 2018 hingga Mei 2019.
"Nah, kalau kita lihat dari dampak yang terjadi, paling tidak dari sektor rumah penduduk, fasilitas pendidikan, rumah ibadah, dan kesehatan, ini cukup besar sehingga pada tahun ke depan harus ada skenario terhadap empat sektor ini," ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2019).
Pada 18-19 Juni 2019, BNPB akan menggelar sebuah acara yang salah satunya membahas terkait empat sektor sarana dan prasarana yang rawan bencana.
Lilik menjelaskan, dalam acara tersebut, BNPB akan membuat skenario atau desain bagaimana membuat empat sektor tersebut memiliki bangunan yang tangguh akan bencana.
"Contohnya saja ya, terjadi peningkatan rumah yang rusak pada bencana yang terjadi antara tahun 2018 dan 2019. Di tahun 2018, rumah rusak karena bencana sebanyak 25.780, kemudian meningkat di tahun 2019 menjadi 26.683," kata dia.
Dia menyebutkan, sepanjang 2019 terjadi 1.901 bencana. Bencana-bencana itu menyebabkan 349 orang meninggal, 24 hilang, serta ribuan mengalami luka-luka.
“Saya akan sampaikan data bencana 2019, 1 Januari sampai 31 mei terjadi 1.901 bencana. Menyebabkan 349 orang meninggal dunia, 24 hilang, 1.485 luka luka, 1.239.439 mengungsi,” ujar Lilik.
“4.143 rusak berat, 4.285 rusak sedang, 17.565 rusak ringan. 856 fasilitas umum rusak,” lanjut dia.
Lilik mengatakan, dari keseluruhan bencana itu, 98 persen merupakan bencana hidrometerologi, sedangkan 2 persen sisanya bencana geologi.
Jika dibandingkan lima bulan pertama 2018, bencana pada 2019 mengalami peningkatan yang signifikan, sekitar 300 peristiwa.
Angka ini juga diikuti dengan jumlah korban jiwa yang lebih banyak.
“Kalau kita sandingkan antara tahun ini dan 2018, dalam 5 bulan pertama di 2018 dan 2019 jumlah kejadian meningkat. 2018 itu 1.640 bencana, 2019 ada 1.901,” ujar Lilik.
“Meninggal dan hilang 2018 sebanyak 189, sedangkan 2019 jadi 373 orang,” lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.