Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Jawaban Keliru soal Bung Karno, Megawati "Ceramahi" Peserta Lomba Cerdas Cermat

Kompas.com - 20/05/2019, 16:24 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menghadiri pembukaan lomba cerdas cermat di lingkungan internal Kementerian Dalam Negeri, Senin (20/5/2019).

Hal itu dilakukan setelah acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Dalam Negeri dan BPIP perihal Pembinaan Ideologi Pancasila.

Pada kesempatan itu, Megawati diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dalam lomba cerdas cermat dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut bertanya soal sang ayah, Presiden RI pertama Soekarno.

"Apakah Bung Karno pernah dipenjara, apa nama penjaranya dan juga berapa kali kah Bung Karno itu dibuang? Dan berapa lama," ungkap Megawati di lokasi lomba, di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat.

Baca juga: Di Bawah Rindangnya Pohon Sukun, Lima Butir Pancasila Itu Tercipta....

Salah satu kelompok peserta pun menjawab bahwa Soekarno pernah dipenjara di Ende, Rengasdengklok, Sukamiskin, dan Bengkulu.

Mendengar jawaban yang salah, Megawati menilai bangsa Indonesia tidak konsisten menceritakan sejarahnya.

Menurut dia, seperti di negara lain, sejarah seharusnya telah diajarkan sejak Taman Kanak-kanak.

"Kalau sudah begini saya maunya ketawa. Saya bilang ini salahnya sebetulnya siapa ya. Ya saya bilang yang salah ya bangsa kita sendiri kenapa? Karena tidak konsisten, konsekuen, menceritakan dari sejak kecil kepada bangsanya," tutur Megawati.

"Kalau di negara lain yang namanya sejarah itu sangat sangat harus diketahui oleh anak-anak. Kalau mungkin sekarang dari sejak PAUD, Taman Kanak-kanak, jadi saya kira salah karena salah," sambung dia.

Baca juga: Ende, Tempat Soekarno Merenungkan Pancasila

Ia pun menegaskan bahwa Bung Karno tidak pernah dipenjara atau dibuang ke Rengasdengklok.

Selanjutnya, pemandu acara memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk menjawab kembali.

Seorang peserta menjawab Soekarno pernah dipenjara di Boven Digoel, Ende, Bengkulu, dan Sukamiskin. Megawati menanggapi bahwa jawaban tersebut masih salah.

"Saya sendiri jadi enggak mau jadi penanya, masih salah Pak," tutur dia.

Setelah itu, pemandu acara meminta hadirin bertepuk tangan sekaligus menutup sesi pertanyaan pertama.

Acara tersebut turut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Plt Kepala BPIP Hariyono, dan Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Jendral TNI (Purn) Try Sutrisno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com