JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Daulat Rakyat (GDR) melakukan aksi demo di depan Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Dari pantauan Kompas.com, massa Gerakan Daulat Rakyat mulai berdatangan pukul 13:40 WIB. Mayoritas dari mereka adalah perempuan yang mengenakan pakaian serba hitam sambil membawa spanduk dan keranda mayat yang bertulis "Telah Mati Demokrasi".
Baca juga: Massa Relawan Parpol Demo di Kantor KPU Jakarta Utara
Ketua Koordinator Gerakan Daulat Rakyat, Sangap Surbakti mengatakan keranda itu adalah simbol matinya demokrasi. Ia mengatakan kecurangan yang terjadi di Pemilu 2019 mematikan demokrasi di Indonesia.
"Itu adalah simbol matinya demokrasi, kecurangan yang terjadi itu sama dengan mematikan demokrasi. Hak tertinggi rakyat itu telah dibunuh oleh para penguasa," kata Sangap di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (15/4/2019).
Baca juga: 4 Fakta Tentang Pria yang Ancam Penggal Jokowi, Bolos Kerja untuk Demo hingga Dipecat
Sangap mengatakan, tujuan GDR melakukan aksi demo di Bawaslu agar persoalan pemilu seperti Daftar Pemilih Tetap (DPT) dapat terselesaikan. Selain itu, mendukung tim investigasi untuk mengungkap penyebab kematian anggota KPPS.
"Kami menuntun dibentuk tim investigasi dari luar negeri, kami tidak setuju dengan elite-elite yang menginginkan tim dari dalam negeri," ujarnya.
Baca juga: Demo Pendukung Prabowo di Bawaslu Sulsel, Seorang Komisioner Diminta Bersumpah
Selanjutnya, Sangap mengatakan aksi demo juga akan dilakukan di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Untuk itu kami hari ini bukan hanya ke Bawaslu tapi juga ke KPU. Kami akan mengambil kembali mandat yang telah kami berikan baik itu kepada kelompok 01 atau 02," pungkasnya.