Komisioner KPU Ilham Saputra mempersilakan kubu 02 untuk melaporkan temuan kecurangan dan melanjutkannya sesuai dengan koridor hukum yang berlaku di Indonesia.
"Ya enggak ada masalah kalau ada ditemukan indikasi kecurangan. Dilaporkan saja kepada lembaga terkait, misalnya ke Bawaslu biar mereka yang memproses," kata Ilham di kantor KPU, Selasa (14//5/2019).
Menurut dia, KPU membuka diri terhadap segala bentuk kritik atau koreksi yang disampaikan berbagai pihak.
"Prinsipnya, kalau ada indikasi kecurangan silakan dilaporkan kepada institusi yang berwenang yang diamanatkan oleh undang-undang," ujarnya.
Sementara terhadap laporan kecurangan yang sudah masuk sebelumnya, Ilham menyebut laporan tersebut sudah diteruskan dan ditindaklanjuti oleh Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
Baca juga: Prabowo Tolak Hasil Pemilu, KPU: Tidak Ada Masalah, Laporkan Saja ke Lembaga Terkait
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengkritik Prabowo yang tidak mau menerima hasil hitung suara yang dillakukan oleh KPU.
"Kita harus harus menghormati pilihan rakyat. Mereka telah menentukan pilihannya untuk menjadikan Jokowi-Kyai Ma’ruf sebagai capres-cawapres 2019 ini. Seharusnya Prabowo-Sandi malu kepada rakyat," kata Ace.
Ia menyebut penolakan ini sama halnya dengan apa yang dilakukan Prabowo saat kalah Pilpres 2014 lalu. Padahal dalam setiap kompetisi, semestinya ada kesadaran untuk siap kalah dan juga menang.
"Dalam demokrasi itu, ada prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi oleh siapa pun bahwa kita harus siap menang dan juga harus siap kalah. Itu prinsip dasar dalam kontestasi berdemokrasi," ujarnya.
Dengan kondisi ini, Ace menilai justru para elitelah yang tidak siap untuk menerima kekalahan, saat rakyat dianggap akan menerima siapapun pemenang yang muncul dari proses demokrasi 17 April kemarin.
"Justru elite-elitenya yang tidak siap berdemokrasi," ucap Ace.
Baca juga: TKN: Seharusnya Prabowo-Sandiaga Malu kepada Rakyat
Saat ini angka itu berubah menjadi 54,24 persen, dengan kemenangan tetap ada di kubu 02. Sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf hanya mengumpulkan suara sebanya 44,14 persen.
Hal itu disampaikan anggota Dewan Pakar BPN Laode Kamaluddin mengacu pada data sistem informasi Direktorat Satgas BPN.
"Di tengah banyaknya kecurangan posisi kami masih ada di 54,24 persen. Posisi ini diambil dari total 444.976 TPS atau 54,91 persen. Sudah melebihi keperluan dari ahli statistik untuk menyatakan data ini sudah valid," kata Laode.
Laode menyebut angka ini dapat berubah menjadi sebaliknya, apabila terjadi perampasan suara seperti yang terjadi saat ini.
"Angka ini bisa diubah kalau betul-betul dirampok. Inilah kondisi kami hari ini. Maka kami sampai pada keyakinan bahwa Prabowo-Sandi adalah pemenang," ujarnya.
Baca juga: Perubahan Angka Klaim Kemenangan Prabowo-Sandiaga, dari 62 Persen ke 54 Persen
Sumber: Kompas.com (Kristian Erdianto, Christoforus Ristianto, Jessi Carina)