Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Klaim Dukungan Anak Muda Antarkan Jokowi-Ma'ruf Menang Pilpres

Kompas.com - 07/05/2019, 18:31 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia mengklaim bahwa kemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 karena dukungan kaum milenial.

Sebab, kata dia, pemilih yang masuk kategori milenial dalam Pemilu 2019 ini cukup besar mencapai 39 persen.

"Sebelum pemilu saya katakan, siapa yang mampu digiring untuk mendapatkan simpatik memilih 01 atau 02, maka kemungkinan besar dia yang akan memenangkan pertarungan ini," kata Bahlil di Posko Cemara, Menteng, Selasa (7/5/2019).

Dalam penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukan Jokowi-Ma'ruf menang dalam Pilpres 2019. Bahlil mengatakan hal ini menandakan bahwa kelompok milenial mengambil peranan dalam kemenangan itu.

Baca juga: Gen Z Mulai Masuk ke Dunia Kerja, Apa Bedanya dengan Milenial?

Dalam TKN, Bahlil juga membawahi TKN milenial yang berisi anak-anak muda. TKN milenial ini bertugas menyosialisasikan program Jokowi-Ma'ruf kepada anak muda.

Salah satu juru bicara TKN Milenial, Pradana Indraputra menjelaskan awal mula para milenial di TKN ingin membantu Jokowi-Ma'ruf.

"Saya ingat sekali akhir tahun lalu kita lihat survei pada umur 20-29 tahun itu Pak Jokowi secara elektabilitas masih kalah. Saya sebagai anak muda merasa bingung," ujar Pradana.

Baca juga: TKN Milenial Jokowi-Maruf Kumpulkan Donasi untuk Petugas KPPS yang Wafat

Padahal menurut dia, Jokowi merupakan presiden yang paling peduli terhadap milenial. Jokowi sering menggunakan barang-barang karya anak bangsa dari mulai pakaian hingga sepatu. Jokowi juga selalu mengungkapkan keyakinannya terhadap start up di Indonesia yang dirintis anak muda.

"Tetapi kok bisa di kalangan umur 20-29 ini Pak Jokowi kalah. Akhirnya kita simpulkan oh bukan programnya yqng salah tapi mediumnya yang enggak kena," ujar Pradana.

Pradana mengatakan akhirnya TKN milenial membantu menyosialisasikan program Jokowi-Ma'ruf dengan cara-cara yang diterima anak muda. Mulai dari lewat media sosial hingga acara-acara anak muda.

"Akhirnya sampai di survei terakhir jadi berbanding terbalik nih tiba-tiba. Di usia milenial itu kita menang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com