JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan memberikan kritik dan catatan terhadap sistem pendidikan Indonesia.
Catatan ini diberikan terkait peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei.
"Kritik dalam dunia pendidikan Indonesia terletak pada kurangnya disiplin, melunturnya budaya prestasi, kecenderungan menempuh jalan pintas, serta kurangnya militansi untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam siaran pers, Kamis (3/4/2019).
Baca juga: Hari Pendidikan Nasional: Terorisme, Nalar dan Soal HOTS
"Ilmu pasti semakin kurang digemari. Budaya penelitian kurang diminati. Dalam jangka panjang, ini membahayakan kemajuan negeri," lanjut dia.
Atas kondisi tersebut, PDI Perjuangan mendorong evaluasi pendidikan nasional.
Sekolah sebagai tempat pendidikan harus menjadi tempat persemaian akal sehat dan budi pekerti, bukan justru jadi tempat persemaian perilaku intoleransi.
"Sekolah harus membuka ruang seluas-luasnya bagi kultur berprestasi. Sekolah harus membuka kesadaran untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Hasto.
Baca juga: Hari Pendidikan Nasional, Sains Ungkap Usia Ideal Belajar Bahasa Baru
Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini pun, lanjut dia, harus menjadi momentum otokritik terhadap pelaksanaan pendidikan agar semakin mengedepankan nalar dan akal sehat, disiplin, budaya kejar prestasi, dan semangat cinta pada Tanah Air.
"Ki Hadjar Dewantara meletakkan pendidikan nilai, bertumpu pada watak dan karakter yang sesuai kepribadian bangsa, yakni Pancasila," ujar Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.