JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dinilai tak banyak berpengaruh bagi perolehan suara partai politik pendukung pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.
Direktur Media Center DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Dhimam Abror menilai coat-tail effect atau efek ekor jas tidak terlihat pada pemilu kali ini.
Hal itu terlihat dari perolehan suara parpol pengusung yang menurutnya tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
Baca juga: Waketum PAN: Komitmen Kami di Koalisi Prabowo-Sandi Hanya Sampai Pilpres
"Kenaikan (perolehan suara) PDI-P dan Gerindra enggak signifikan, kalau ada efek ekor jas Jokowi dan Prabowo, harusnya naik signifikan," ucapnya.
Berdasarkan hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Kamis (2/5/2019) pukul 12.06 WIB, PAN memeroleh suara sebesar 6,99 persen.
Posisi perolehan suara PAN terendah jika dibandingkan parpol pengusung Prabowo-Sandiaga, yakni Gerindra, Demokrat dan PKS.
Menurut Dhimam, suara dari kelompok politik kanan dan kelompok 212 tertuju pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara kekuatan politik tengah atau yang cenderung memiliki sikap moderat justru memberikan suaranya ke Partai Demokrat.
Baca juga: Soal Isu PAN Merapat ke Jokowi, Ini Kata Waketum Gerindra
"PKS naik karena luberan politik kanan dan 212 semua ke PKS. PAN malah enggak kebagian. PAN yang kali ini coba main di kanan malah enggak dapat suara dari kanan malah sebaliknya kehilangan suara potensialnya di tengah," kata Dhimam.
"Suara kanan habis disedot PKS sedangkan suara yang moderat di tengah lari ke Demokrat," tuturnya.