Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Merasa Terganggu dengan Demo di Depan Kantor Setiap Hari

Kompas.com - 26/04/2019, 21:23 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku, pihaknya merasa terganggu dengan aksi demo yang digelar di depan kantor KPU setiap hari.

Pasalnya, dengan banyaknya massa yang memadati jalanan, akses keluar masuk kantor KPU menjadi tidak lancar.

"Tentu mengganggu ya. Misalnya kita harus melakukan pekerjaan di luar kantor, itu kan agak terganggu alur keluar masuknya," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Polisi: Masyarakat Harus Legawa dengan Hasil Rekapitulasi KPU

"Kita nggak bisa ke mana-mana, Udah stuck aja di sini. Mau keluar juga enggak bisa, apalagi yang dari luar disuruh masuk juga nggak bisa juga," sambungnya.

Arief mengatakan, sebetulnya undang-undang sudah memberi ruang untuk menyelesaikan persoalan pemilu mengenai sejumlah jalur.

Jika ada dugaan pelanggaran prosedur pelaksanaan pemilu yang sifatnya administratif, publik bisa melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Baca juga: Ketua KPU Nilai Tim Pencari Fakta Kecurangan Pemilu Belum Diperlukan

 

Jika ada dugaan pelanggaran kode etik, bisa melapor ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Jika ada perdebatan tentang hasil pemilu, publik bisa mengajukan sengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Untuk itu, Arief meminta masyarakat tak menyelesaikan persoalan terkait pemilu di jalanan.

Baca juga: Datangi KPU, Bawaslu Pastikan Input Data Situng Lebih Teliti

"Jadi ruang itu kan sudah disediakan oleh undang-undang. Jadi saya berharap, jangan menyelesaikan persoalan pemilu di jalanan, tapi diselesaikan melalui ruang-ruang yang sudah disediakan menurut ketentuan undang-undang," kata Arief.

Usai pemungutan suara pemilu 17 April 2019, kantor KPU selalu didatangi massa yang menggelar aksi demo. Bahkan, dalam satu hari, aksi digelar dua hingga 3 kali.

Kondisi ini menyebabkan jalanan di depan kantor KPU setiap harinya menjadi penuh oleh massa.

Kompas TV Penghitungan suara nasional di Komisi Pemilihan Umum masih berlangsung. KPU ingin mempercepat selesainya penghitungan suara. Saat ini koordinasi masih dilakukan di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi dalam penghitungan suara hasil Pemilu 2019. Ketua KPU Arief Budiman yakin penghitungan suara selesai tepat waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com